Kamis,  13 November 2025

Siswa SMAN 72 Pembuat Ledakan Ditetapkan sebagai ABH

M. RA
 Siswa SMAN 72 Pembuat Ledakan Ditetapkan sebagai ABH
Aparat berjaga-jaga usai ledakan di SMAN 72 Jakarta.

RN - Ledakan menggemparkan di SMAN 72 Jakarta akhirnya menemukan titik terang. Polisi secara resmi menetapkan seorang siswa sebagai pelaku utama dalam peristiwa yang mengguncang Kelapa Gading, Jakarta Utara, dan menyebabkan 96 orang luka-luka. Namun yang mengejutkan, pelaku ternyata masih di bawah umur.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, mengungkapkan bahwa pelaku ditetapkan sebagai Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH). Dalam keterangannya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (11/11), Asep menegaskan bahwa tindakan siswa tersebut dilakukan secara mandiri tanpa keterlibatan jaringan teror mana pun.

“Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, anak ini bertindak sendiri dan tidak terhubung dengan jaringan teror,” ujar kapolda.

BERITA TERKAIT :
DPRD DKI Jakarta Dorong Dinas Pendidikan Tingkatkan Pengawasan Di Lingkungan Sekolah
Ledakan SMAN 72, Cermin Gelap Era Digital

Tim gabungan dari Puslabfor Mabes Polri, Ditreskrimum Polda Metro Jaya, hingga Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara langsung bergerak cepat. Mereka telah menggeledah rumah pelaku, memeriksa 16 saksi mulai dari guru, teman sekolah, hingga pelaku sendiri.

Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa pelaku dikenal sebagai pribadi tertutup, jarang bergaul, dan terobsesi dengan konten kekerasan di dunia maya.

Ledakan maut itu sendiri terjadi saat salat Jumat, 7 November 2025. Suasana sekolah yang semula tenang mendadak berubah jadi kepanikan. Densus 88 Antiteror Polri menemukan tujuh bom rakitan di lokasi, di mana empat di antaranya meledak di dua titik berbeda, sementara tiga bom lainnya gagal meledak dan berhasil diamankan.

Tak hanya itu, polisi juga menemukan dua senjata mainan di sekitar lokasi kejadian. Kini penyidik tengah berupaya melacak asal bahan peledak dan bagaimana siswa tersebut mempelajari cara merakitnya.

Peristiwa ini sontak menjadi peringatan keras bagi dunia pendidikan dan orang tua. Kasus ini membuka mata publik tentang betapa rentannya anak-anak terhadap pengaruh konten ekstrem dan berbahaya di internet.

Kapolda Metro Jaya memastikan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Kominfo serta lembaga terkait untuk memperkuat sistem pengawasan digital bagi pelajar.

“Ini bukan hanya kasus hukum, tapi juga sinyal bahaya bagi generasi muda kita,” kata Asep.

Kini, kasus ledakan SMAN 72 Jakarta menjadi salah satu insiden paling menyita perhatian publik. Sosok pelajar misterius dengan bom rakitan di tasnya menjadi simbol dari gelapnya sisi dunia digital yang bisa menjerumuskan anak di bawah umur ke tindakan mematikan.

 

#SMAN   #72   #Abh