CIKARANG - Kantor Layanan Teknis (KLT) Badan Standardisasi Nasional (BSN) mensosialisasikan Standar Nasional Indonesia (SNI) Produk Perikanan.
Sosialisasi bertepatan dalam acara Pelatihan Peningkatan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan yang diselenggarakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bekasi, di Cikarang, Selasa (23/7/2019).
Pelatihan yang diikuti oleh 40 pelaku usaha dari umkm dan industri pengolahan produk perikanan tersebut, dibuka oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelauatan Kabupaten Bekasi, Agus Trihono.
BERITA TERKAIT :Dinas Perikanan dan Kelautan Bekasi Agendakan Pertemuan dengan Pertamina
Dalam sambutannya, Agus mendorong potensi perikanan di Kabupaten Bekasi menuju sertifikasi SNI, terutama ikan patin.
Hal ini karena banyak yang membudidayakan ikan tersebut di wilayah Kabupaten Bekasi. Menurut Agus, hasil tangkapan ikan patin di Kabupaten Bekasi merupakan yang tertinggi produksinya di Provinsi Jawa Barat.
Narasumber dari Kantor Layanan Teknis BSN Bekasi, Agus Setiadi, menjelaskan tentang kehadiran Kantor Layanan Teknis BSN Bekasi merupakan upaya pemerintah untuk mendukung dan mendorong pelaku usaha di Bekasi untuk meningkatkan kualitas produknya sehingga mampu memenuhi persyaratan SNI.
“Materinya tentang langkah-langkah sertifikasi produk perikanan,” singkat Agus Setiadi, Kepala KLT BSN Bekasi.
BSN menjelaskan proses yang dimulai dari analisa gap antara produk dengan persyaratan SNI, kemudian dilakukan pembinaan pengolahan produk pangan yang sesuai dengan sistem manajemen keamanan pangan, proses uji sesuai SNI dan audit internal dan sertifikasi.
KLT BSN Bekasi menghimbau pelaku usaha pengolah perikanan untuk meningkatkan produksinya, sehingga bisa lulus uji sesuai dengan persyaratan SNI sekaligus memenuhi sistem manajemen keamanan pangan.
“Terutama dari segi higienitas, sanitasi dan kontrol kontaminan. Perbaikan yang dilakukan dalam rangka sertifikasi SNI akan meningkatkan kualitas produk olahan perikanan sehingga mampu meningkatkan kepercayaaan dari konsumen dan diharapkan meningkatkan penjualan produknya sehingga menembus pasar modern dan retail,” katanya.
BSN juga akan memberikan fasilitasi pengujian dan sertifikasi bagi UMKM yang mempunyai potensi besar dan siap berkomitmen mengikuti proses sertifikasi SNI.
“Dengan pengelolahan lebih lanjut, ikan akan memiliki nilai tambah menjadi makanan seperti pempek, otak-otak, bakso dan lain-lain. Bahkan Ikan patin bisa diolah menjadi rengginang dan abon ikan serta aneka kue puding,” jelasnya.
Tidak hanya ikan patin, potensi lain dari Kabupaten Bekasi diantaranya adalah ikan bandeng. Sebagai contoh, UMKM Yayah Choiriyah mampu mengolah ikan patin menjadi 4 macam makanan yaitu cendol patin, pucung patin, kue bolu patin, dan puding patin.
Pelaku usaha lainnya yang hadir memiliki bermacam produk olahan pangan seperti pempek, bakso, otak-otak ikan, kerupuk ikan dan lain-lain.
Peserta antusias mengajukan pertanyaan tentang SNI. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bekasi siap menindaklanjuti antusiasme peserta untuk bersertifikasi SNI