Sabtu,  27 April 2024

Mesin PLTSa TPA Sumurbatu Mulai Diujicoba

YUD
Mesin PLTSa TPA Sumurbatu Mulai Diujicoba

RADAR NONSTOP - Harapan masyarakat Kota Bekasi untuk memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) mulai menemui titik terang.

Penerapan teknologi untuk PLTSa yang ada di TPA Sumurbatu, Kecamatan Bantargebang, ini mulai diujicoba, Jumat (2/8),

Ujicoba dilakukan Tim Teknis PSEL dengan mengacu kepada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

Rencananya, ujicoba ini akan berlangsung selama dua hari untuk menentukan power purchase agreement (PPA) atau kontrak jual-beli listrik dengan PLN.

Usai menghadiri ujicoba ini, Wakil Walikota Bekasi Tri Adhianto menjelaskan, proses penggunaan teknologi PLTSa di Sumurbatu ini sudah dimulai sejak tahun 2016 lalu, sebelum ada Perpres Nomor 35 Tahun 2018.

“Dengan teknologi terbarukan ini, saya berharap sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Bekasi akan terbakar habis dan dapat diubah menjadi energi listrik,” katanya.

Tri mengungkapkan, teknologi ini membakar sampah sebanyak 120 ton perhari untuk menghasilkan energi liatrik sebesar 1,5 megawatt.

“Kita hanya menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian kerjasama yang sudah ditandatangani, nah ini adalah bagian dari tahapannya,” ujarnya.

“Inti yang terpenting, ada satu keinginan yang besar dari pemerintah pusat untuk percepatan pembangunan daerah. Ini sudah menjadi emergensi, menjadi persoalan yang luar biasa yang harus diselesaikan secepatnya,” tambah Tri.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero) Amir Rosyidin menyatakan, pihaknya akan menunggu selama dua hari kedepan dan hasil rapat setelah ujicoba ini.

“Bagi PLN, yang penting tegangannya stabil. Makanya kita tunggu hasilnya saja nanti,’ ujarnya.

Pihaknya juga akan mengacu kepada Perpres Nomor 35 Tahun 2018 terkait harga pembayaran untuk energi listrik yang akan dihasilkan PLTSa Sumurbatu.

“Jika energi yang dihasilkan sebesar 1,5 megawatt, kemungkinan akan bisa melayani sekitar 2.000 pelanggan kategori rumah tangga,” ulasnya.

Sementara itu, pemilik PT Nusa Wijaya Abadi ,Teddy Sujarwanto, selaku investor proyek PLTSa Sumurbatu menyebutkan, pihaknya menggunakan teknologi circulating heat combustion boiler-system (CHCB). Dia mengklaim teknologi ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia.

“Teknologi ini sengaja saya modifikasi khusus untuk Kota Bekasi karena kecintaan saya sebagai warga Kota Bekasi. Sengaja saya lakukan pembangunan dahulu untuk skala kecil, sebelum adanya PPA. Makanya wajar saja jika ini belum sempurna,” ungkap Teddy.

Teddy menyatakan, setelah PPA dilaksanakan, pihaknya baru akan memasang instalasi dengan skala yang lebih besar.

“Setelah PPA, kemudian kita diijinkan mengkonek jaringan, baru nanti ada ujicoba yang sebenarnya oleh lembaga tertentu yang ditunjuk oleh PLN,” paparnya.

BERITA TERKAIT :