RADAR NONSTOP - Erick Thohir terbilang tanpa cacat. Dia dikenal sebagai pengusaha bertangan dingin dan mampu membangun perusahaan dari sampah menjadi berlian.
Dilantiknya Erick sebagai Menteri BUMN bukan hal aneh dan mengejutkan. Penggemar olahraga basket dan pernah membeli klub Inter Milan ini sejak kecil sudah bergelut dengan bisnis membantu orangtuanya, Teddy Thohir.
Kini ada sekitar 125 perushaan plat merah yang akan dibenahi. Banyak orang pesimis dengan kemampuannya, sebab BUMN bukanlah perusahaan swasta seperti yang ditangani Erick.
BERITA TERKAIT :Bos Garuda Indonesia Mau Didepak Seperti Pertamina, Irfan Setiaputra Sudah Dapat Bocoran?
Marger BUMN Ala Erick Thohir, Solusi Atau Cuma Gengsi?
Tapi, bukan Erick jika tidak bisa menyelesaikan semrautnya BUMN. Sudah menjadi rahasia umum kalau BUMN adalah banyak kepentingan.
Direksi hingga jajaran komisaris sering kali mementingkan kepentingan parpol atau kelompok ketimbang orang profesional. Saat ini banyak orang yang bukan pada bidangnya menduduki jajaran direksi dan komisaris baik di BUMN kelas A hingga anak perusahaannya.
Sinyal untuk bersih-bersih pada Kementerian BUMN dan perusahaan milik negara sudah digaungkan pemilik Mahaka Group itu. Sinyal itu tentunya membuat para direksi dan komisaris titipan gusar dan resah.
Bicara bisnis tentunya Erick lebih paham. Karena, dia hafal betul bagaimana strategi bisnis ke depan. Ibarat pepatah jangan ajarkan ikan berenang.
Erick pastinya akan memulai pembenahan dari manajemen perusahaan lalu berambah ke direksi hingga jajaran komisaris. Evaluasi yang dilakukan pasti akan dilakukan dengan profesional.
Artinya jika nantinya ada perombakan di jajaran direksi akan dilakukan secara objektif tanpa ada unsurnya ketidaksukaan pribadi.
Yang perlu diingat dan diwaspadai Erick adalah soal tekanan politik. Di Mahaka Group mungkin Erick bisa dengan leluasa melakukan rotasi direksi dan komisaris. Kondisi ini tentunya berbeda dengan BUMN.