RADAR NONSTOP – Roda kehidupan pasti dirasakan setiap individu, termasuk Hakan Sukur. Sempat dielukan-elukan Turki, Sukur malah diasingkan negaranya hingga harus menghidupi keluarganya dengan menjadi sopir taksi online.
Hakan Sukur melejit ketika memperkuat Galatasaray pada 1992-1995. Ia sempat direkrut Torino untuk waktu singkat, hingga kemudian kembali ke Galatasaray.
Ketajamannya bersama Galatasaray membuat Inter Milan tertarik dan memboyongnya pada musim 2000/2001. Namun ia gagal menunjukkan performa terbaiknya hingga dilepas ke Parma setelah 1,5 musim.
BERITA TERKAIT :Nerazzurri Siap Pulangkan Federico Chiesa Tahun Depan
Jordi Alba Sewot Inter Miami Keok
Di sisa kariernya, pemain berjuluk Banteng Bosphorus itu memperkuat Blackburn Rovers dan kembali ke Galatasaray. Setelah pensiun di umur 37 tahun, Sukur terjun ke dunia politik dan jadi anggota parlemen pada 2011.
Dunia politik pula yang membuat kehidupannya berantakan. Pada 2016 silam, ia dituding menjadi bagian dari pergerakan Fethullah Gulen yang dituduh mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan Recep Tayyip Erdogan.
Tudingan itu memaksanya mengasingkan diri dari Turki dan kini tinggal di Amerika Serikat. Sempat berbisnis restoran, Hakan Sukur kini menjadi sopir taksi online dan berjualan buku.
“Saya tak punya apa-apa lagi, Erdogan merampas semuanya, hak saya untuk hidup merdeka, kebebasan berekspresi dan hak untuk bekerja. Tampaknya tak ada yang bisa menjelaskan apa seharusnya peran saya dalam kudeta tersebut," tuturnya kepada koran Jerman, Welt am Sonntag.
“Jadi saya pindah ke Amerika Serikat, awalnya menjalankan kafe di California. Tapi orang-orang mencurigakan terus berdatangan ke bar. Sekarang saya mengemudi untuk Uber dan berjualan buku," tuturnya, seperti dilansir dari Football Italia.