RADAR NONSTOP - Muhammad Taufik mengaku resah dengan banyaknya oknum yang mengaku sebagai Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Para oknum itu sering kali datang dan mengklaim sebagai KAHMI.
Padahal kata dia, dirinya tidak kenal. "Harus ada data base alumni agar tidak ada oknum yang mengaku-ngaku alias palsu," ungkap MT sapaan ngetop Muhammad Taufik saat melantik Majelis Rayon KAHMI Universitas Krisnadwipaya (Unkris) periode 2020-2025 di Hotel Horison, Bekasi, Sabtu (29/02).
Turut hadir dalam pelantikan, Calon Wagub DKI Riza Patria, Anggota DPR dari Fraksi PKS Hermanto, Danmenwa Jayakarta Raden Umar, Ketua Umum Rayon KAHMI Unkris, Pety Fatimah dan alumni dan mahasiswa HMI Unkris.
BERITA TERKAIT :Kader HMI Yang Duduk Di Kabinet Merah Putih Bentukan Prabowo
KAHMI Jaya Bentuk Desk Pilkada, Untuk Menjaga Kualitas Demokrasi Jakarta
"Selain mewarnai dunia politik, KAHMI juga harus mampu membangun ekonomi kreatif untuk memberdayakan masyarakat melalui UMKM. Langkah ini sebagai aksi nyata kaum muda dalam membangun kesejahteraan rakyat," terang MT yang juga Wakil Ketua DPRD DKI dan Ketua Umum KAHMI Jaya ini.
MT juga meminta agar Rayon KAHMI Unkris membuat data base para alumni dan kader KAHMI disetiap kampus. Data base ini sangat penting untuk mencegah adanya KAHMI palsu.
"Data ini sudah harus disusun. Agar kita tahu semua," ungkap MT yang juga Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) DKI Jakarta ini.
Sementara Pimpinan bansos MPR, Ahmad Riza Patria melakukan sosialisasi empat pilar MPR bersama Majelis Rayon KAHMI Unkris.
Sosialisasi empat pilar yang digagas MPR ini mengusung tema "Pancasila Sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD 1945 Konstitusi Negara dan Bhineka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara".
Dalam sambutannya, Riza mengatakan, peran empat pilar sangat penting untuk menjaga keragaman dan mencegah potensi perpecahan.
Riza sangat berharap, agar para generasi muda saat ini bisa mengamalkan upaya pemahaman empat pilar dalam berbangsa dan bernegara.
Hal ini sesuai dengan tajuk Rayon KAHMI Unkris ‘Sinergitas dan Kerja Nyata Generasi Muda KAHMI untuk Negeri’.
“Keberagaman jika tidak dikelola dengan baik, maka dapat menjadi bumerang dan masalah yang besar yang berujung pada perpecahan bangsa,” kata Riza dalam orasinya.
Riza mengingatkan kepada generasi muda Rayon KAHMI Unkris untuk mewaspadai ancaman dari dalam negeri maupun dari luar.
Yaitu, adanya disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat. Termasuk penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain juga menjadi ancaman besar.
“Saat ini, indeks rasio gini Indonesia mencapai angka 0,38%. Angka ini sudah memasuki taraf membahayakan. Artinya, 1% penduduk menguasai 38% ekonomi nasional. Inilah menjadi ancaman di dalam negeri. Maka itu, diperlukan peran generasi muda untuk menjaga keberagamaan dengan mengamalkan empat pilar dalam berbangsa dan bernegara,” ucapnya.
Selain dalam negeri, Riza juga menyoroti ancaman dari luar. Seperti, adanya pelanggaran wilayah oleh pesawat, atau kapal perang negara lain, dan masuknya, ideologi lain, seperti liberalisme, komunisme, terorisme, dan lainnya.
Lalu, bebasnya impor berbagai produk luar negeri, restoran, investasi asing, perusahaan asing serta penjarahan sumber daya alam melalui eksploitasi sumber daya alam.
“Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh generasi muda. Pemuda memiliki kedudukan strategis sebagai penerus cita–cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya. Seperti diucapkan Bung karno. ‘Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia,” kata Riza disambut tepuk tangan oleh ratusan kader KAHMI Unkris.
Ketua umum Rayon KAHMI Pety Fatimah mengucapkan terimakasih kepada MT, Ariza dan lainnya yang telah hadir di pelantikan. "Rayon KAHMI Unkris siap membangun kader HMI berkualitas dan bekerjanya nyata serta meningkatkan peran kecendekiawan dalam majukan Iptek, enterpreneurship dan inovasi untuk bangsa dan negara," terang jebolan Fakultas Hukum Unkris ini.