Minggu,  22 December 2024

OPINI

Anies, Corona Hingga Bully Kaum Nyinyir

Redaksi
Anies, Corona Hingga Bully Kaum Nyinyir

RADAR NONSTOP - Bully memang lagi tren. Tapi akan menjadi aneh jika bully dilakukan secara masif dan konsisten. 

Seperti yang dialami Anies Baswedan. Gubernur DKI Jakarta ini selalu dibully. 

Jangankan salah, benar saja bully pasti menyasar ke Anies. Tapi, Anies nampaknya tak pernah ambil pusing karena dia bukan tipe pemimpin yang mengurusi remeh temeh. 

BERITA TERKAIT :
Lawrence Wong Kena COVID-19, Yang MMau Liburan Ke Singapura Waspada
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor

Jika kita kroscek ada yang aneh dalam aksi bully yang menyasar Anies. Bak main musik, bully yang disasar Anies terlihat kompak, masif dan konsisten. 

Banyak pihak menduga aksi bully itu untuk menggerus laju Anies. Mungkin saja Anies dianggap bahaya bagi kelompok tertentu. 

Karena jika dibandingkan dengan kepala daerah lain sebut saja Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Kang Emil) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, nama Anies masih di atas. 

Mungkin. Untuk membendung elektabilitas Anies hanya bully yang bisa menahannya. Pasukan nyinyir itu terus bergerak dan berharap Anies keseleo lidahnya. 

Aksi bully ini dipastikan akan terhenti jika elektabilitas Anies anjlok menjelang 2024. Atau ada figur kuat yang bisa menandingi Anies. 

Padahal sampai detik ini belum ada pernyataan resmi Anies kalau dia akan maju di pilpres. Bully sempat mereda saat Anies tidak maju di Pilpres 2019.

Seperti dikomando pasukan nyinyir itu terhenti mencari bahan untuk membully. Kini bully marak lagi, karena Anies kembali dikaitkan beberapa hasil survei kalau akan bertarung di Pilpres 2024. 

Jika kita mau jujur, gaya Anies yang cepat dalam mengambil kebijakan terkadang membuat banyak pihak gusar. Rock Gerung dalam tayangan ILC TvOne menyebut, pembully Anies seperti dikomando. 

Apalagi kata pengamat UI itu, pembully konsisten menyerang Anies. Begitu juga dengan Ustadz Abdul Somad (UAS). 

Saat peresmian Masjid Cut Nyak Dien, Jl Johar, Gondangdia, Jakarta Pusat, Minggu (1/3/2020), UAS juga mengaku kalau Anies kerap dibully. 

UAS juga memberikan perumpamaan saat naik Vespa. Jika dirinya naik Vespa lalu mogok maka yang dibully ya Anies. 

UAS berpesan agar senantiasa memaafkan segala macam perilaku buruk yang diterima. Sebab, hal itu adalah bentuk rendahnya manusia di hadapan Sang Pencipta.

Corona Oh Corona

Dalam kasus Corona misalnya, disaat kepala daerah lain diam, Anies terhitung paling cepat mengeluarkan kebijakan penanganan COVID-19. Anak sekolah belajar di rumah, karyawan kerja di rumah dan karantina mandiri disetiap RT serta RW. 

Bahkan Anies bisa disebut yang pertama karena berani menyulap hotel mewah milik BUMD DKI (Grand Cemapaka) menjadi markas tim medis. Anies juga telah menyiapkan anggaran Bantuan Sosial (Bansos) untuk warga rentan miskin sekitar.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Sosial telah menyiapkan dana bantuan sosial sebesar Rp4,57 triliun rupiah untuk warga rentan miskin di Jakarta yang berjumlah 2,6 juta orang. Setiap orang atau keluarga rentan miskin itu akan menerima Rp880 ribu, khusus untuk bulan April dan Mei

Duit Bansos bisa bertambah jika Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan membayar 'utang' ke Jakarta Rp5,1 triliun. Diketahui, utang itu berasal dari sisa anggaran Dana Bagi Hasil (DBH) 2019 yang belum diserahkan ke provinsi. 

Hasil Riset Katadata Insight Center, Jakarta dinilai paling baik dari segi pelayanan kesehatan kepada warganya dalam menghadapi pandemi virus Corona alias COVID-19.

Bahkan layanan menangani virus Corona oleh Jakarta ini lebih baik dibandingkan provinsi yang menjadi tetangganya Jawa Barat dan Banten.

Tapi namanya bully lagi-lagi muncul. Kaum nyinyir harus repot diskusi mencari bahan bully. Hingga muncul lah istilah politisasi Corona.