RADAR NONSTOP- Menjelang diberlakukannya kehidupan tatanan baru di berbagai daerah, sektor-sektor ekonomi mulai menerapkan protokol baru untuk dapat bangkit dan beroperasi kembali.
Semenjak bulan Maret yang lalu, geliat industri pariwisata dan hiruk pikuk kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Provinsi Bali berada dalam fase hibernasi. Memasuki Bulan Juli, Pemerintah Provinsi Bali mulai mengkaji penerapan protokol kesehatan untuk memberikan rasa aman bagi wisatawan, termasuk kesiapan di sektor pendukung energi.
“Sebagai antisipasi kebutuhan energi yang diperlukan untuk mulai mendukung aktivitas menjelang New Normal di Bali yang berangsur pulih, Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V mengamati data trend konsumsi energi yang sudah terlihat meningkat sebulan ini,” ujar Unit Manager Communication Relation & CSR Pertamina MOR V Jatimbalinus Rustam Aji, Rabu (1/7).
BERITA TERKAIT :Jokowi Mau Jadi Jurkam Pilkada Bali, Acak-Acak Kandang Banteng?
Banyak Bule Kusut Di Bali, Wisatawan Bakal Dibatasi
Pertamina mencatat peningkatan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi Bali di Bulan Juni. Untuk BBM jenis Gasoline (Premium, Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo), konsumsi Juni ini meningkat 14 persen dibanding bulan sebelumnya.
"Rata-rata konsumsi harian Gasoline sebesar 1.675 Kilo Liter (KL) per hari, dibanding bulan Mei kemarin dengan rerata konsumsi harian sebesar 1.465 KL per hari," ujar Rustam.
Peningkatan ini juga disertai dengan peningkatan jumlah konsumsi BBM Berkualitas Pertamina yang ramah lingkungan, yang biasa dikenal dengan Perta-Series (Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo).
"Dengan melihat data penyaluran tersebut, proporsi konsumsi Perta-Series terhadap total konsumsi Gasoline di Bali, terlihat meningkat dari 70 persen menjadi 72 persen dari Mei ke Juni," jelasnya.
Selain untuk mendukung ekonomi masyarakat, hal tersebut juga sebagai bentuk dukungan Pertamina kepada program Bali Energi Bersih, dengan menyediakan produk BBM berkualitas yang lebih ramah lingkungan.