RADAR NONSTOP - Mengatasi banjir di Jakarta jangan cuma berdalih. Kerja keras lebih baik. Air adalah anugerah dari Tuhan. Baik itu datangnya dari laut, lokal, ataupun kiriman.
Begitu dikatakan Ketua Pansus Banjir DKI Jakarta, Zita Anjani usai melakukan kunjungan kerja ke Surabaya, Jawa Timur menemui Tri Rismaharini.
Zita mengklaim, secara geografis Surabaya memiliki kemiripan dengan Jakarta. Karena posisinya yang sama berada ditepi laut, dan juga datarannya rendah.
BERITA TERKAIT :Gubernur Baru Jakarta Dapat Anggaran Rp 91 Triliun
Nasaruddin Umar Diminta DPR Benahi Masalah Haji, Jangan Sampai Ada Jual Beli Kuota
Selain itu, lanjut Zita, Pansus Banjir memilih Surabaya karena berhasil menangani banjir. Mengingat 10 tahun lalu mereka mengalami banjir yang sangat parah. Sebanyak 52% daerahnya digenangi banjir, di bawah kepemimpinan Risma, Surabaya berhasil menurunkan banjir sampai 2,3%.
"Itu adalah bukti narasi yang dikerjakan," kata Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/10/2020).
Zita menjelaskan, ada lima pesan yang didapatkan Pansus Banjir dari Wali Kota Tri Rismaharini untuk mengendalikan banjir di Ibu Kota.
Pertama, pedestrian atau jalan, ketika membuat jalan, pastikan saluran di bawah jalan yang lebih utama agar sistem drainasenya berjalan baik.
Menurutnya DKI belum sinkron untuk itu, masih utamakan membangun jalan, salurannya tidak diperhatikan. Kedua, memerhatikan kapasitas catchment. Sesuaikan dengan saluran yang menampung agar airnya bisa disimpan, dan kemudian dialirkan secara alami.
"Ketiga, air adalah anugerah dari Tuhan. Baik itu datangnya dari laut, lokal, ataupun kiriman. Pasti sulit, makanya kita jangan hanya berdalih, kerja keras lebih baik," ungkapnya.
Keempat, kolaborasi antar dinas dan kesadaran warga. Ketika musim hujan, seluruh dinas harus dikerahkan, tidak hanya satu atau dua dinas saja. Begitu juga dengan warga, kampanye bahaya banjir dan sebabnya sudah dilakukan lebih awal. Sehingga timbul keasadarannya untuk ikut serta menjaga kelestarian.
Kelima, sebelum air masuk kota, kurangi debitnya terlebih dahulu, pastikan aliran sungai memadai. Pemerintah harus tahu memecah sungai dan memberi jalan untuk air. Sehingga debit air tidak melebihi.
"Apresiasi sekali untuk masukannya. Intinya, keseriusan menangani banjir adalah kunci. Jika banyak dana dan rencana tanpa eksekusi, maka DKI akan tetap sama ceritanya setiap awal tahun, Banjir! Kami dari DPRD akan memberikan rekomendasi. Mau digunakan atau tidak, yang jelas kami sudah bekerja dengan serius agar DKI bebas banjir," pungkasnya.
Sebelum ke Surabaya, Pansus Banjir DKI Jakarta diketahui telah berkunjung ke Semarang, Tegal dan Pekalongan.
Sayangnya, dari tiga kota ini, Pansus Banjir yang dikomandoi anak biologis Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan (Zulhas) itu, tidak pernah membeberkan hasil atau pelajaran yang mereka peroleh usai ke kota - kota tersebut.