RN - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Yudha Permana mengatakan, dari kunjungan kerja yang dilaksanakan, setiap RSUD perlu memahami tantangan yang dihadapi dalam upaya penanganan pasien Covid-19 dan non-Covid 19.
Hal itu disampaikan saat rombongan Komisi E tersebut melakukan kunjungan ke beberapa RSUD. Diantaranya, RSUD Pasar Rebo dan RSUD Pasar Minggu. Menurut Yudha, RSUD Pasar Minggu dan Pasar Rebo memiliki karakteristik penanganan pasien yang beragam.
“Jadi dilihat dari dua rumah sakit ini kondisinya berbeda ya, kalau di pasar minggu rujukan covid 100 persen dan pasar Rebo 50 persen pasien covid dan 50 persen pasien non covid,” katanya di RSUD Pasar Rebo, Senin (24/5/2021).
BERITA TERKAIT :Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Sehingga menurutnya, masing-masing RSUD bisa menginventarisir persoalan yang dihadapi. Salah satunya, seperti pemutakhiran teknologi informasi masih perlu disempurnakan dengan teknologi terkini di RSUD Pasar Rebo.
“Kalau di (RSUD) Pasar Rebo sistem nya lama masih desktop dan mudah-mudahan mereka akan melakukan terobosan baru untuk sistem manajemen IT online sehingga sistem kesehatan rujukan bisa lebih baik lagi,” ungkapnya.
Diketahui, RSUD Pasar Rebo telah merealisasikan anggaran sebesar Rp76,21 miliar. Dimana, rincian angka tersebut bersumber dari BLUD Rp27,75 miliar (13,88%) dan APBD Rp48,46 miliar (36,91%).
Direktur RSUD Pasar Rebo Isnindaryati menyatakan pihaknya akan segera berkoordinasi peningkatan kapasitas layanan kesehatan terintegrasi berbasis online sesuai masukan Komisi E hari ini.
Tujuannya, agar seluruh kebutuhan dan permohonan fasilitas kesehatan bagi pasien covid-19 dan non covid-19 dapat terpenuhi.
“Kita akan tetap koordinasikan, dan memang setiap hari untuk meningkatkan layanan pasien covid-19 dan non covid 19. Harus bagaimana caranya dua-duanya itu terlayani,” tandasnya.