Jumat,  22 November 2024

Pola Anies Baswedan Membangun DKI Ikuti Jejak Bung Karno 

NS/RN
Pola Anies Baswedan Membangun DKI Ikuti Jejak Bung Karno 
Ilustrasi

RN - Gaya Anies Baswedan memimpin DKI Jakarta seperti mengikuti jejak Bung Karno. Dari kolaborasi penyedian beras di Cilacap, Jawa Tengah dan Ngawi, Jawa Timur hingga penolakan proyek reklamasi adalah bagian dari konsep Trisakti Soekarno. 

Hal ini ditegaskan pengamat politik Adib Miftahul kepada wartawan di Jakarta, Minggu (30/5).  Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) ini menyatakan, kolaborasi melibatkan semua pihak yang dicanangkan Anies dalam membangun ibukota adalah gaya Bung Karno dalam membangun republik ini.  

Bung Karno kata Adib, menolak bantuan asing dan dikenal dengan sebutan “Go to hell with your aid” dan saat Anies Baswedan debat dan kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 secara gamblang dan jelas menolak reklamasi. 

BERITA TERKAIT :
Ziarah ke Makam Bung Karno, Cak Imin Nurut Ke Kiai
Pimpin KONI Jaksel, Mahludin: Siap Kolaborasi Dengan Pemkot 

"Hingga saat ini (2021) Anies menolak reklamasi. Anies tidak ingin ada perbedaan mencolok antara si kaya dan si miskin. Karena pastinya reklamasi akan merusak kekayaan laut dan penghasilan nelayan di pesisir Jakarta, apalagi ada dugaan pemodal asing," terang Adib. 

Belum lagi kata Adib, kolaborasi penyedian beras di Cilacap, Jawa Tengah dan Ngawi, Jawa Timur jika dikaitkan dengan gaya Bung Karno seperti Dekon (Deklarasi Ekonomi) sebagai perencanaan pembangunan ekonomi berdiri. 

"Saat itu Bung Karno meletakkan kedudukan rakyat sebagai sumber daya sosial bagi pembangunan. Bung Karno tidak ingin rakyatnya mati di lumbung padi, nah Anies paham betul kalau petani Indonesia memiliki beras berkualitas dan harus dikembangkan dan dia melakukan kerjasama dengan petani di Jateng dan Jatim," bebernya. 

Adib menebak kalau Anies dalam memimpin mengidolakan Bung Karno lewat konsep Trisakti. Misalnya, soal politik, Anies membangun kolaborasi dengan DPRD dan hingga saat ini tidak ada lagi saling hujat atau tudingan dari mulut Anies soal DPRD maling. 

"Soal kebudayaan sebagai bentuk revolusi suatu bangsa yang dicanangkan Bung Karno juga dilakukan Anies dengan membangun TIM di mana tempat kumpul para pelaku seni," ungkapnya.

Adib melanjutkan, ada sejarah panjang dan nostalgia antara Anies dan Bung Karno. Di mana, kakek Anies yakni AR Baswedan bersama Bung Karno sering berdiskusi soal bangsa ini.

Sejarah politik memperlihatkan bahwa hubungan Bung Karno dengan AR Baswedan sangat akrab. Beda usia tidak begitu jauh, Soekarno lahir tahun 1901, AR Baswedan tahun 1908. Di era revolusi AR Baswedan berhasil ke Mesir mendapatkan dukungan tertulis pemerintah Mesir atas kemerdekaan Indonesia dan dibawa ke Bung Karno.

Lalu, Pada 1945-1949 saat Jakarta tidak aman, Bung Karno sering ke Yogyakarta dan menginap di rumah AR Baswedan. "Dalam beberapa kesempatan, Anies sering berkunjung ke rumah Mega. Itu ibarat nostalgia mereka berdua dikala mengenang perjuangan AR Baswedan dan Bung Karno," tukasnya.

Adib melanjutkan, berdasarkan info kalau Anies saat kecil sering bertemu Mega dikala kakek atau orangtua Anies menemui Bung Karno. "Artinya Mega dan Anies itu punya catatan nostalgia. Apalagi gaya politik dan memimpin Anies itu meniru pola Bung Karno, tapi banyak orang bahkan PDIP tidak paham soal Anies itu mengidolakan Bung Karno," tukasnya. 

Dalam konsep kolaborasi yang dicanangkan Anies terang Adib sama dengan konsep Bung Karno soal gotong royong dalam membangun bangsa ini. "Artinya ada pelibatan semua pihak. Dan Anies melibatkan rakyat dalam perubahan Jakarta dengan kolaborasinya," ucapnya.