Kamis,  28 March 2024

Bos BUMN Tewas, Insiden Tabrak Lari Apa Ada Motif Lain?

NS/RN
Bos BUMN Tewas, Insiden Tabrak Lari Apa Ada Motif Lain?
Karangan bunga di rumah korban.

RN - Insiden tabrak lari Aris Kadarisman (45) menjadi tanda tanya besar. Bos BUMN itu tewas setelah jadi korban tabrak lari. 

Aris adalah Asisten Vice Presiden PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Dia tewas ditabrak lari sopir pikap di Jalan Antasari, Cilandak, Jaksel. 

Istri Aris Kadarisman, Hilda, menceritakan pagi itu suaminya seharusnya terbang ke Yogyakarta.

BERITA TERKAIT :
Wamen BUMN Geser Sri Mulyani, Erick Thohir Jangan Baper Dong
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Timses Sudah Dapat Jatah Kursi BUMN Aja 

"Harusnya kan suami saya pergi ke Yogya, berangkat pesawat pagi, tapi saya nggak tahu pesawat apa karena Bapak sering ke luar kota," kata Hilda saat ditemui detikcom di kediamannya, Bojongsari, Depok, Rabu (3/11).

Aris Kadarisman berangkat dari rumahnya di Depok pada Senin (1/11) Subuh. Hilda baru mengetahui suaminya mengalami kecelakaan sekitar pukul 06.30 WIB, setelah seorang driver ojek online datang ke rumahnya.

"Jadi tuh dari rumah berangkat sebelum Subuh, sekitar mungkin jam 04.00 kurang apa 03.30 WIB. Kemudian pas pagi-pagi, mungkin jam 06.00 apa 06.30 WIB, ada ojol yang dateng ke sini," jelas Hilda.

Ojek online itu datang mengantarkan Surat Izin Mengemudi (SIM) atas nama Aris Kadarisman sambil mengabarkan soal peristiwa kecelakaan.

"Ojol itu nanya apakah benar ini SIM-nya Pak Aris, terus saya bilang 'Iya'. Awalnya bapak itu bilang naik motor suami saya, saya bilang suami saya nggak naik motor. Suami saya naik mobil mau ke bandara. 'Ini Bu ada kecelakaan di Antasari, sekarang di Fatmawati, dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati," jelas Hilda.

Hilda saat itu masih tidak percaya suaminya mengalami kecelakaan. Hilda juga sempat heran mengapa SIM suaminya ada pada sopir ojol tersebut.

"Saya bilang saya keukeuh kan karena bapaknya bilang awalnya (menyebut Aris Kadarisman) naik motor, kemudian dibantu sama tetangga, 'Coba Pak dicek lagi, bapak dapat (SIM milik Aris) dari mana? Kok bisa ada SIM-nya suami saya?' KTP-nya belum ketemu waktu itu katanya. Suami saya lagi boarding, harusnya kan lagi boarding," bebernya.

Dalam keadaan masih tak percaya, Hilda mencoba menghubungi ponsel suaminya. Namun tidak ada jawaban.

"Saya nggak bisa hubungin kan HP-nya, karena saya tahu lagi boarding. Saya cobain memang nggak bisa, kan," tuturnya.

Driver ojol tersebut mendapatkan informasi soal kecelakaan Aris Kadarisman dari grup komunitas. Grup komunitas kemudian meminta agar driver ojol yang tinggal di dekat rumah Aris Kadarisman mengantarkan SIM tersebut ke rumahnya.

Driver inilah yang kemudian mengantarkan SIM tersebut. Karena Hilda belum sepenuhnya percaya, driver ojol tersebut kemudian menanyakan ke komunitas soal kendaraan yang dinaiki oleh Aris Kadarisman.

"Sama beliau (driver ojol) dihubungi lagi yang di TKP, tanya lagi 'Ini bapaknya naik apa?'. Pas dibilang bapaknya naik Pajero putih, udah. Itu suami saya bawa Pajero putih, saya diem lagi kan," katanya.

Mendengar hal itu, Hilda seketika terdiam. Pihak keluarga kemudian berangkat ke RS Fatmawati untuk mengecek jenazah Aris Kadarisman.

Tidak lama kemudian, Hilda mendapat panggilan telepon dari polisi yang menghubunginya dari ponsel milik anaknya. Rupanya, Aris Kadarisman membawa serta HP anaknya dalam tasnya.

"Nggak berapa lama dapet telepon dari pihak Polres nyuruh saya ke Fatmawati pakai HP-nya anak-anak. HP-nya anak-anak kan kebawa sama suami saya. (Polisi bilang) Ibu ke Fatmawati' gitu kan, ya udah di situ ini berarti (benar) Bapak," katanya.

Jenazah Aris telah dimakamkan di TPU Pondok Petir, Depok, Senin (1/11) siang. Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga anak yang masih duduk di SMP, SD, dan usia 13 bulan.