Kamis,  25 April 2024

Misteri Tabrak Lari Bos BUMN Di Jalan Antasari Jaksel 

NS/RN
Misteri Tabrak Lari Bos BUMN Di Jalan Antasari Jaksel 
TKP tabrak lari di Jalan Antasari, Jaksel.

RN - Insiden tabrak lari Aris Kadarisman (45) masih menjadi misteri. Hingga kini, polisi masih menyelidiki insdiden yang menewaskan salah satu bos BUMN. 

Aris adalah Asisten Vice Presiden PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Dia tewas ditabrak lari sopir pikap di Jalan Antasari, Cilandak, Jaksel. 

Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP di Jl Antasari, Jakarta Selatan. Olah TKP menggunakan metode traffic accident analysis (TAA).

BERITA TERKAIT :
Dirujak Netizen Akibat Meludah, Karyawan Pertamina Belum Dipecat 
Eks Dirut PT HK & Sanitarindo Tangsel Jaya Digarap, KPK Korek Korupsi Tol Trans Sumatera  

Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Edi Suprianto mengatakan hari ini merupakan olah TKP kedua yang dilakukan polisi. Olah TKP hari bertujuan merunutkan kronologi peristiwa kecelakaan maut itu terjadi.

"Hari ini kita lakukan analisis dengan 3D scanner. Lewat alat itu kita membuat analisis pada saat sebelum, pada saat terjadi, dan pada saat sesudah terjadi," kata Edi di Jl Antasari, Jakarta Selatan, Sabtu (6/11/2021).

Menurut Edi, lewat alat 3D scanner yang digunakan dalam olah TKP hari ini, nantinya runutan peristiwa itu akan tergambar dalam sebuah bentuk video animasi. Gambaran itu nantinya digunakan petugas dalam menganalisis penyebab hingga kronologi terjadinya kecelakaan maut tersebut.

"Nanti, setelah itu, kita nanti kumpulkan dan jadi suatu analisis, kita print hasilnya, baru kita analisis. Kita usahakan dengan waktu yang secepat-cepatnya," jelas Edi.

Dari olah TKP hari ini, polisi menemukan enam titik di lokasi yang berkaitan saat runutan korban ditabrak oleh pelaku. Untuk memperkuat temuan itu, polisi telah mengambil satu CCTV lagi di lokasi hari ini.

"Untuk olah TKP hari ini kita tentukan enam titik. Selain dari 3D scanner itu, kita juga minta salah satu CCTV yang ada di lokasi ini. Hanya perlu waktu untuk kita analisis," katanya.

Sejauh ini identitas pelaku yang menabrak korban memang belum terungkap. Edi berharap, dari serangkaian proses penyelidikan yang telah dilakukan, pelaku tabrak lari bisa segera ditangkap.

"Sementara belum masih dalam proses penyelidikan. Minta doanya untuk kita bisa segera mengungkap," tutur Edi.

Terbang Ke Jogja

Istri Aris Kadarisman, Hilda, menceritakan pagi itu suaminya seharusnya terbang ke Yogyakarta.

"Harusnya kan suami saya pergi ke Yogya, berangkat pesawat pagi, tapi saya nggak tahu pesawat apa karena Bapak sering ke luar kota," kata Hilda saat ditemui detikcom di kediamannya, Bojongsari, Depok, Rabu (3/11).

Aris Kadarisman berangkat dari rumahnya di Depok pada Senin (1/11) Subuh. Hilda baru mengetahui suaminya mengalami kecelakaan sekitar pukul 06.30 WIB, setelah seorang driver ojek online datang ke rumahnya.

"Jadi tuh dari rumah berangkat sebelum Subuh, sekitar mungkin jam 04.00 kurang apa 03.30 WIB. Kemudian pas pagi-pagi, mungkin jam 06.00 apa 06.30 WIB, ada ojol yang dateng ke sini," jelas Hilda.

Ojek online itu datang mengantarkan Surat Izin Mengemudi (SIM) atas nama Aris Kadarisman sambil mengabarkan soal peristiwa kecelakaan.

"Ojol itu nanya apakah benar ini SIM-nya Pak Aris, terus saya bilang 'Iya'. Awalnya bapak itu bilang naik motor suami saya, saya bilang suami saya nggak naik motor. Suami saya naik mobil mau ke bandara. 'Ini Bu ada kecelakaan di Antasari, sekarang di Fatmawati, dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati," jelas Hilda.

Hilda saat itu masih tidak percaya suaminya mengalami kecelakaan. Hilda juga sempat heran mengapa SIM suaminya ada pada sopir ojol tersebut.

"Saya bilang saya keukeuh kan karena bapaknya bilang awalnya (menyebut Aris Kadarisman) naik motor, kemudian dibantu sama tetangga, 'Coba Pak dicek lagi, bapak dapat (SIM milik Aris) dari mana? Kok bisa ada SIM-nya suami saya?' KTP-nya belum ketemu waktu itu katanya. Suami saya lagi boarding, harusnya kan lagi boarding," bebernya.

Dalam keadaan masih tak percaya, Hilda mencoba menghubungi ponsel suaminya. Namun tidak ada jawaban.

"Saya nggak bisa hubungin kan HP-nya, karena saya tahu lagi boarding. Saya cobain memang nggak bisa, kan," tuturnya.

Driver ojol tersebut mendapatkan informasi soal kecelakaan Aris Kadarisman dari grup komunitas. Grup komunitas kemudian meminta agar driver ojol yang tinggal di dekat rumah Aris Kadarisman mengantarkan SIM tersebut ke rumahnya.

Driver inilah yang kemudian mengantarkan SIM tersebut. Karena Hilda belum sepenuhnya percaya, driver ojol tersebut kemudian menanyakan ke komunitas soal kendaraan yang dinaiki oleh Aris Kadarisman.

"Sama beliau (driver ojol) dihubungi lagi yang di TKP, tanya lagi 'Ini bapaknya naik apa?'. Pas dibilang bapaknya naik Pajero putih, udah. Itu suami saya bawa Pajero putih, saya diem lagi kan," katanya.

Mendengar hal itu, Hilda seketika terdiam. Pihak keluarga kemudian berangkat ke RS Fatmawati untuk mengecek jenazah Aris Kadarisman.

Tidak lama kemudian, Hilda mendapat panggilan telepon dari polisi yang menghubunginya dari ponsel milik anaknya. Rupanya, Aris Kadarisman membawa serta HP anaknya dalam tasnya.

"Nggak berapa lama dapet telepon dari pihak Polres nyuruh saya ke Fatmawati pakai HP-nya anak-anak. HP-nya anak-anak kan kebawa sama suami saya. (Polisi bilang) Ibu ke Fatmawati' gitu kan, ya udah di situ ini berarti (benar) Bapak," katanya.

Jenazah Aris telah dimakamkan di TPU Pondok Petir, Depok, Senin (1/11) siang. Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga anak yang masih duduk di SMP, SD, dan usia 13 bulan.