Jumat,  22 November 2024

Jangan Kaget Kalau Lihat Balita Di Bogor Kurus Dan Pendek

RN/NS
Jangan Kaget Kalau Lihat Balita Di Bogor Kurus Dan Pendek
Ilustrasi

RN - Puluhan desa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat banyak yang kurus dan ceking. Bahkan, banyak juga balita yang pertumbuhan badannya lambat.

Alhasil, banyak balita di daerah hujan itu pendek-pendek. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menyebut saat ini ada 36 desa yang tergolong miskin.

Kasus stunting di 36 dari total 432 desa dan kelurahan saat ini masih dalam proses penanganan. Stunting adalah balita kurang gizi hingga mengakibatkan pertumbuhan melambat.

BERITA TERKAIT :
Anggaran Untuk Gizi Balita Cuma Seremonial, Rp 141 Triliun Dihamburkan Daerah 
Anggaran Stunting Dibikin Bagito, Pejabat Daerah Ke Jakarta Cuma Belanja Ke Tanah Abang

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, dari total 354.759 balita yang sudah ditimbang, balita berstatus sangat kurus tercatat 3.391 orang, kemudian balita kurus 16.018 orang, balita normal 315.253 orang dan balita gemuk 20.097 orang.

"Ada 36 desa prioritas karena tingkat prevalensi stuntingnya tinggi. Kasus kemiskinan di kecamatan itu tinggi, makanya dijadikan salah satu lokus yang diprioritaskan," kata Plt. Bupati Bogor, Iwan Setiawan usai rapat koordinasi penanganan stunting di Cibinong, Bogor, Rabu (6/7/2022).

Sebanyak 36 desa tersebut tersebar di 18 kecamatan dan sebagian besar ada di wilayah barat Kabupaten Bogor. Karena wilayah yang memiliki banyak kasus stunting berkaitan dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi.Kemudian, kata Iwan, di wilayah barat Kabupaten Bogor juga terdapat beberapa pencemaran lingkungan, seperti pembakaran aki serta limbah merkuri.
   
"Di Bogor Barat itu banyak merkuri, sangat berbahaya untuk penggunaan air bersih yang banyak peti pertambangan ilegal yang membuang zat-zat berbahaya merkuri itu ke sungai, dan itu dipakai oleh manusia, itu penyebab juga," kata Iwan.

Meski begitu, menurutnya, jumlah stunting di Kabupaten Bogor mengalami penurunan yang cukup signifikan. "Berdasarkan hasil pemantauan status gizi balita melalui Bulan Penimbangan Balita (BPB) 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Bogor itu 9,89 persen, lebih rendah 2,8 persen dibanding 2021 sebesar 12,96 persen," ujarnya.