RN - Ortuseight salah satu jenama produk olahraga lokal menghadirkan sepatu sepak bola perdananya Catalys Meister.
Sepatu bola pertama yang merupakan produk special edition dengan material kulit kanguru atau K-Lea ini dibuat terbatas hanya 888 pasang.
“Begitu banyak pemain profesional yang lebih menyukai kulit kangguru daripada kulit sintetis, terbukti dari banyaknya pemain top yang disponsori oleh merek besar melakukan kolaborasi ketika sepatu yang diusung menggunakan bahan tersebut,” Product Development Manager Ortuseight, Teguh Sarwoko, menjabarkan, dikutip dari siaran pers, Kamis (7/7/2022).
BERITA TERKAIT :Boncos di Piala AFF 2022, Posisi Shin Tae-yong di Ujung Tanduk
Merasa Diintai, Pelatih Vietnam Halu Berat Nih….
Catalyst Meister mendapatkan inspirasi nama dari kata “maestro” atau meister yang berarti 'master' pada Bahasa Jerman. Di dunia olahraga kata meister juga sering direferensikan penggunaannya pada kejuaraan nasional, eropa dan dunia.
Secara ringkas Ortuseight mengharapkan pemberian nama ini berefek pada pemakainya agar menjadi master dan juara pada tiap titik perjuangan di lapangan.
Latar belakang pemilihan palet warna sepatu ini juga menarik untuk disimak. Diciptakan dengan warna netral dengan gradien warna silver-gold, dominasi warna putih dipilih bukan tanpa alasan.
“Pemilihan warna putih untuk Catalyst Meister ini berdasarkan filosofi warna tersebut yang merupakan representasi kehadiran awal seluruh warna dasar, kemurnian dan kesempurnaan, karena Catalyst Meister digambarkan seperti "handcrafted" yang pula identik dengan simbolisasi kenyamanan ditutup sentuhan gradasi warna silver dan emas yang lux untuk memberi kesan eksklusif," papar Head of Product Design Ortuseight, Octrisany Dwi Putra.
Angka 888 juga dipilih karena mempunyai arti yang sangat mendalam bagi Ortuseight. Selain angka delapan secara literal merupakan bagian dari nama brand Ortus-Eight, angka ini dimaknai pula sebagai pembawa kebaikan yang tidak ada putusnya.
Catalyst Meister dicoba pertama kali oleh Rizky Ridho Ramadhani yang bermain impresif selama event AFF 2020 di Singapura pada posisi bek tengah. Atlet kelahiran Surabaya, 21 November 2001 dengan tinggi 183 cm ini menuturkan bahwa sepatu terasa sangat nyaman dan tidak membutuhkan waktu lama untuk penyesuaian.
“Sebelumnya (sepatu lain) butuh penyesuaian normal seperti sepatu-sepatu baru pada umumnya, kalau yang ini langsung saya pakai tidak masalah,” ujar Rizky Ridho.
Sosok Rizki sukses dipanggil memperkuat Timnas Indonesia U-19 hingga menjadi kapten Piala AFF U-19 2019 di bawah asuhan pelatih Fakhri Husaini. Rizki juga menjadi salah satu pemain muda Persebaya Surabaya yang ikut serta membela Timnas U23 Indonesia di SEA Games 2021. Rizky mengakui bahwa Catalyst Meister sangat ringan, empuk dan tidak licin karena pull sepatu yang tinggi.
“Semua pemain (bola) mungkin bisa nyoba dan merasakan bedanya seperti yang saya rasakan,” tutupnya, bersemangat.
Catalyst Meister yang membutuhkan waktu kurang lebih delapan bulan dari proses ide konseptualisasi desain hingga menjadi final produk ini memang digadang cocok untuk digunakan oleh segala posisi di lapangan.
Hal unik lain pada sepatu ini adalah terdapatnya quote bahasa latin di sisi sepatu, Hoe Non Pereo Habebo Fortior Me yang jika diartikan secara general yaitu “What does not kill us will make us stronger” atau - Yang tidak membunuh kita pasti membuat kita lebih kuat - pesan yang dirasa paling mewakili semangat Catalyst Meister