Jumat,  22 November 2024

Warning Jokowi

Berbalik, Kini Posisi Irjen Ferdy Sambo Terjepit

RN/NS
Berbalik, Kini Posisi Irjen Ferdy Sambo Terjepit

RN - Polisi tembak polisi menjadi perhatian Jokowi. Dia meminta kasus penembakan Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo diusut tuntas.

Jokowi juga meminta agar polisi membuka kasus itu secara terang tanpa ditutupi. Kabar beredar, warning Jokowi membuat pusing para petinggi Polri terutama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Saya kan sudah sampaikan, usut tuntas, buka apa adanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan. Sudah!" kata Jokowi di sela-sela kunjungan kerjanya di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (21/7/2022).

BERITA TERKAIT :
Kena Masalah, Akun Tiktok Herkos Voters Dilaporkan ke Polres Kota Bekasi
Akun Medsos Polda Banten Soal Posting Andra Soni–Dimyati, Bawaslu Kalau Cemen Mundur Aja?

Jokowi mengatakan pentingnya transparansi dalam penyelidikan kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J. Hal itu agar tidak muncul keraguan masyarakat terhadap institusi Polri.

"Itu penting untuk agar masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada. Ini yang harus dijaga kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga," ujar dia.

Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengaku, kalau tim sedang bekerja secara maksimal. Tim khusus yang dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono sudah mendapatkan rekaman CCTV di dekat rumah Irjen Ferdy Sambo yang merupakan TKP baku tembak Brigadir Yoshua dengan Bharada E.

Dedi mengatakan bukti CCTV itu kini sedang diperiksa di Laboratorium Forensik Polri. Dedi belum menerangkan berapa jumlah CCTV yang ditemukan.

"Saat ini sedang diperiksa Laboratorium Forensik sesuai yang disampaikan Dirpidum (Direktur Tindak Pidana Umum) semalam," ucap Dedi.

Kabar beredar, rentetan kasus polisi tembak polisi banyak memakan korban. Salah satunya adalah Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdy Susianto.

Budhi Herdy Susianto dicopot dari jabatannya. Selain Herdy, kabarnya akan ada beberapa perwira Polri lagi yang bakal kena copot.

Seperti diberitakan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menonaktifkan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Kepala Biro Pengamanan Internal (Paminal) Polri Brigjen Hendra Kurniawan, dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdy Susianto.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebutkan penonaktifan tersebut dalam upaya menjaga transparansi, objektivitas, dan akuntabilitas Polri dalam mengungkapkan kasus baku tembak antaranggota tersebut.

Polisi juga telah menemukan rekaman CCTV. Bukti petunjuk CCTV ini diharapkan dapat membuat terang kasus yang disebut terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo ini.

"Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini," kata Irjen Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (20/7/2022).

CCTV tersebut akan didalami tim khusus yang telah dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dedi mengatakan CCTV tersebut akan dibuka ke publik apabila penyidikan oleh tim khusus selesai.

"CCTV ini sedang didalami oleh timsus yang nanti akan dibuka apabila seluruh rangkaian proses penyidikan oleh timsus sudah selesai. Jadi dia tidak sepotong-sepotong, juga akan menyampaikan secara komprehensif apa yang telah dicapai timsus yang ditentukan Bapak Kapolri," terang Dedi.

Fakta Baru

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengapresiasi Polri karena telah memenuhi permintaan keluarga menggelar otopsi ulang jenazah Brigadir J.

Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam mengatakan, tindakan Polri tersebut merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas.

"Seperti yang kita baca di media dan semoga ini terjadi, kepolisian juga mengundang pihak keluarga dan kuasa hukumnya untuk semacam gelar perkara awal untuk melihat luka dan sebagainya," kata Anam dalam keterangan video, Kamis (21/7/2022).

"Kalau itu memang benar adanya, kita apresiasi kepolisian yang mencoba untuk transparan dan akuntabel," tambah dia.

Seperti diberitakan, pihak keluarga yakin bahwa Brigadir J merupakan korban pembunuhan berencana. Sebab, ada sejumlah luka janggal yang ditemukan pihak keluarga di jenazah Brigadir J, salah satunya luka berupa lilitan di leher.

Pihak pengacara keluarga menduga bahwa kematian Brigadir J bukan karena baku tembak dengan ajudan Sambo lainnya, Bharada E.

Diduga dijerat tali Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menduga, bekas luka di leher Brigadir J akibat jeratan tali. “Kami semakin mendapatkan bukti-bukti lain bahwa ternyata almarhum Brigadir Yosua ini sebelum ditembak, kami mendapatkan lagi luka semacam lilitan di leher artinya ada dugaan bahwa almarhum Brigadir ini dijerat dari belakang,” ujar Kamaruddin di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (20/7/2022).

Kamarudin juga menunjukkan foto jenazah untuk memperkuat dugaannya tersebut. Menurut dia, luka lilitan di leher tersebut berada di sekitar bagian kanan sampai ke kiri leher.