Jumat,  22 November 2024

Senator Australia Ngaco! Main Nyeplak Kotoran Sapi Bertebaran di Bali

Tori
Senator Australia Ngaco! Main Nyeplak Kotoran Sapi Bertebaran di Bali
Tangkapan layar video Pauline Hanson saat menyebut kotoran sapi bertebaran di Bali.(YouTube Pauline Hanson's Please Explain)

RN- Senator Australia, Pauline Hanson menuai kecaman dari kalangan politisi di Senayan. 

Pauline Hanson menuding Bali penuh kotoran sapi yang bertebaran di jalan, sehingga berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).

“Saya kira semua pihak dapat menyampaikan kewaspadaan terkait penyakit mulut dan kuku (PMK) dengan lebih baik dan ilmiah. Apa yang disampaikan Pauline Hanson bukan hanya tidak sesuai dengan fakta tapi juga telah mendiskreditkan Indonesia, khususnya Bali,” kata anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan kepada wartawan, dikutip hari ini. 

BERITA TERKAIT :
Jokowi Mau Jadi Jurkam Pilkada Bali, Acak-Acak Kandang Banteng?
Komeng Gagap Disuruh Urus Hutan & Pertanian, Ini Kata Ketua DPD RI

Dalam videonya yang viral, Pauline mengatakan Bali dipenuhi sapi yang berkeliaran di jalan sehingga mengancam turis asal negaranya. 

Perempuan pendiri dan pimpinan Pauline Hanson’s One National Party (PHON) itu menuding kotoran sapi menempel pada pakaian dan tubuh wisatawan Australia sehingga sanitasi alas kaki di bandara negaranya dibutuhkan untuk mencegah masuknya PMK.

Pernyataan Pauline Hanson banyak mendapat kecaman. Termasuk dari warga negara Australia sendiri yang meluruskan Bali tidak seperti tudingan Pauline. Daniel mewanti-wanti agar setiap tokoh negara sahabat menghormati Indonesia dan tidak asal bicara.

“Terus terang kami merasa kecewa atas tudingan tersebut, apalagi pernyataan yang disampaikan Pauline Hanson banyak salahnya,” kata Daniel.

Politisi PKB itu menyebut, tudingan Pauline Hanson bahwa kebiasaan masyarakat Bali memelihara sapi menjadi sumber penyebaran PMK yang mengancam negaranya, telah melukai bangsa Indonesia. Padahal, kata dia, selama ini masyarakat Bali memiliki sistem pemeliharaan hewan sapi yang sangat baik.

“DPR RI secara khusus mengapresiasi peternakan di Bali. Karena Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki genetik murni sapi yang merupakan sapi asli dan murni Indonesia,” kata Daniel.

Untuk diketahui, sapi Bali merupakan keturunan asli banteng (Bibos banteng) yang telah didomestikasi sejak masa lampau. Jenis sapi ini dinamakan sapi Bali karena gen aslinya yang berasal dari Pulau Bali dan kemudian menyebar luas ke daerah Asia Tenggara. Atas dasar ini, kata Daniel, sapi Bali menjadi salah satu sapi unggulan.

“Para peternak di Bali tidak mengawinkan sapi Bali dengan sapi ras atau sapi ras dari negara lain. Pelestarian sapi Bali di Bali dilakukan dengan menjaga kemurnian gen dan mutu genetik serta populasinya,” kata legislator dari Dapil Kalimantan Barat I tersebut.

Daniel menambahkan, Komisi IV DPR yang membidangi urusan peternakan itu, selama ini terus memantau pengembangan sapi Bali yang memiliki mutu daging unggulan. Sebab reproduksi sapi Bali diatur sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya perkawinan sedarah yang dapat menurunkan kualitas sapi. 

“Kami melihat populasi sapi Bali terpelihara dengan apik sehingga meningkatkan produktivitas. Dari sini seharusnya dapat dilihat bahwa pemeliharaan sapi di Bali dilakukan secara sistematis dan komprehensif. Jadi tudingan senator Pauline Hanson terhadap pemeliharaan sapi di Bali sangat tidak mendasar,” ujarnya.

Dia menegaskan, Indonesia melalui Kementerian Pertanian telah berupaya melakukan penanganan PMK dengan cepat dan efektif. Termasuk melalui massifnya pemberian obat dan vitamin serta vaksinasi kepada sapi-sapi di seluruh penjuru negeri.

“Kami berharap tudingan Pauline Hanson tidak berdampak pada kerja sama antara Indonesia dan Australia, utamanya di bidang ekonomi, perdagangan, dan peternakan,” imbuhnya.