RN - Tahun ini Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia menginjak usia tepat 100 tahun.
Dalam merayakan usia seabad itu, PPI Dunia mengadakan Simposium Internasional XIV selama dua hari, 22-23 Agustus 2022 di Gedung D Kemendikbudristek, Jakarta. Dilanjutkan kongres mulai hari ini hingga Jumat (26/8/2022) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Simposium sendiri mengangkat tema “100 Tahun PPI Sebagai Momentum Kebangkitan Bangsa untuk Membersamai Indonesia Emas”.
BERITA TERKAIT :Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Jokowi Getol Endorse RIDO, Dendam Ke PDIP Atau...?
Rangkaian kegiatan simposium internasional ini menghadirkan berbagai narasumber yakni Mendikbudristek, Nadiem Makarim; Menteri BUMN Erick Tohir; Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas; dan Panglima TNI JendER TNI Andika Perkasa.
Selain itu pada sesi Inspiration Talk juga hadir Ketua DPR, Puan Maharani; Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia (MRPTN), Profesor Jamal Wiwoho; serta founder President Director dan CEO Etana Biotechnologies Indonesia, Nathan Tirtana, dan tokoh nasional, Surya Paloh.
Direktur Penelitian dan Kajian (Dirlitka) M. Aswin Rangkuti menambahkan, puncak dari rangkaian Simposium PPI Dunia akan memberikan buku hasil pemikiran para pelajar Indonesia di luar negeri untuk Presiden Jokowi.
Buku ini terkait strategi dalam memitigasi kondisi krisis belajar dari berbagai negara. Buku berjudul Indonesia Post Pandemic Outlook ini hasil kerja sama PPI Dunia dengan BRIN Press.
”Buku dan rekomendasi ini kami persembahkan kepada rakyat Indonesia melalui Presiden Jokowi sebagai pemimpin bangsa. Beberapa point penting rekomendasi di antaranya transformasi digital dalam bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Isu ksetaraan gender dan rantai pasok pun telah dibahas oleh PPI Dunia,” ungkap Aswin yang juga kandidat doktor dari University of Copenhagen, Denmark.
Koordinator PPI Dunia, Faruq Ibnul Haqi mengatakan, secara historis, PPI berperan besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
"Organisasi para pelajar dan mahasiswa yang sedang belajar dan menuntut ilmu di luar negeri ini tidak bisa dipisahkan dari sejarah gerakan kebangsaan yang ditandai adanya Sumpah Pemuda tahun 1928 dan pada akhirnya berhasil melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tuturnya.
"Bahkan bisa dikatakan bahwa PPI adalah motor dan inisiator penting bagi gerakan kebangsaan di RI," imbuh Faruq.