Harga Beras Naik Petani Untung, JARI’98: Mas Menteri! Tengkulak yang Menang Banyak

RN - Menteri Pertanian Syahrul Yassin Limpo kena sentil Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI) 98. Politisi asal Partai Nasdem itu, ‘disemprot’ terkait pernyataan yang menyebut harga beras naik petani untung.

“Bukannya Petani yang untung saat harga beras naik mas…tengkulak yang menang banyak. Jangan suka jadikan Petani jadi komoditas, mau bikin angkatan keberapa lagi nih,” sergah Keua Presidium JARI’98, Willy Prakarsa, hari ini.

Willy juga mengatakan, pernyataan itu, menunjukkan Menteri Pertanian Syahrul Yassin Limpo tidak paham kondisi di bawah.

“Sebaiknya mas Menteri sering - sering turun ke akar rumput agar mengerti kondisi para petani yang sebenar - benarnya. Jangan cuma duduk di belakang meja terima laporan,” ujar Willy.

Seterunya Willy juga menyebutkan, uang atau materi mempengaruhi nada bicara. Pengetahuan mempengaruhi gaya bicara. Moral mempengaruhi etika bicara.

“Sudah lah, Rakyat Indonesia saat ini butuh hiburan, politik bukan lagi jadi sebuah Animo atau Jiwa. Musik adalah pintu masuk untuk dobrak dan proses pemulihan ekonomi Nasional. Kita bangga menjadi Rakyat Indonesia, Bangsa yang besar dengan aneka ragam suku dan budaya. Saatnya Kita bersatu untuk Indonesia Maju. Walaupun menteri yang duduk di Kabinet modelnya banyak seperti Syahrul Yasin Limpo, mau gimana lagi?,” keluh Willy Prakarsa yang berjuang habis - habisan memenangkan Jokowi di wilayah Tangerang Selatan pada Pilpres 2019 lalu.

Sebagaimana diketahui, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat memaklumi harga beras yang naik. Dia menyebut, petani mendapatkan untung dari kenaikan harga beras.

Menteri Pertanian Syahrul Yassin Limpo mengatakan ini saat diskusi publik Outlook Sektor Pertanian 2023 bersama INDEF, Syahrul memaklumi jika harga beras naik. Baginya kenaikan harga beras justru memberi manfaat ke petani.

"Tapi kalau harga beras naik, tentu saja sekali-kali lah kasih rakyat (petani) uang, iya kan," katanya, dikutip dari laman YouTube INDEF, Jumat (16/12/2022).

Ia menyebut petani akan mendapatkan uang dari kenaikan harga beras. Uang tersebut bisa dipakai menyekolahkan anaknya, untuk kemudian memutar roda perekonomian Indonesia.

"Kalau harga beras naik dari Rp 2.000 Rp 3.000, petaninya dapat uang. Dia kasih sekolah anaknya. Kalau dia kasih sekolah anaknya, dia belikan baju lah. Tukang jahit dapat jahit. Penjahit putar lagi kasih anaknya makan lah, beruptar ekonomi," jelasnya.