Sabtu,  23 November 2024

Kebelet Kawinkan Anies-AHY, Demokrat Mau Menang Apa Kalah? 

RN/NS
Kebelet Kawinkan Anies-AHY, Demokrat Mau Menang Apa Kalah? 

RN - Partai Demokrat sepertinya masih ngotot untuk mengawinkan Anies Baswedan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Demokrat merujuk dengan hasil survei soal AHY lebih berpeluang ketimbang  Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.  

Pengamat politik Adib Miftahul menilai, Demokrat sebaiknya tidak memaksakan kehendak. Karena, AHY hanya populer di survei. 

BERITA TERKAIT :
Nggak Mau Kalah Dari Gen Z, Emak-emak Kader dan PKK Penjaringan Ikut Pelatihan Komputer
Relawan Anies Di Kota Bekasi Siap Gembosi Jago PKS, Di Jakarta Kapan Nih?

"Kalau urusan pendukung di Pulau Jawa ya bagus Khofifah Indar Parawansa. Bicara pilpres ya bicara Pulau Jawa dong," tegas Adib kepada wartawan, Jumat (10/3). 

Khofifah kata Adib bukan hanya kuat di kalangan NU tapi juga mempunyai pendukung jelas di Jawa Timur. "Demokrat mau kalah apa mau menang. Kalau mau menang ya Khofifah kertimbang AHY," bebernya. 

Adib menduga jika Demokrat memaksakan kehendak bisa saja Anies kalah di pilpres. "Atau jangan-jangan Demokrat betah menjadi oposisi?" tegas Adib.

"Jadi dalam melihat survei kita melihat kedua pasangan ini dikehendaki seluruh rakyat Indonesia. Nah itulah perlunya dalam simulasi-simulasi kami menunjukan Anies-AHY yang cukup menjanjikan ketimbang Anies-Khofifah," ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief lewat pesan suara, Kamis (9/3/2023).

AHY juga disebutnya populer di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), sama halnya seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Ditambah, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki kekuatan massa di Jawa Timur.

"Pemilih perempuan AHY juga banyak di Demokrat dan AHY banyak dipilih kaum perempuan, dan orang jangan lupa masih ada SBY. Masih ada jejak SBY di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat," ujar Andi.

Juru bicara dari bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan, Hendri Satrio mengatakan, saat ini belum ada keputusan nama soal calon wakil presiden (cawapres). Meskipun saat ini beredar sejumlah nama yang akan mendampingi Anies pada 2024.

"Jadi memang sampai hari ini belum ada nama yang dikeluarkan, sementara nama yang beredar kan ada beberapa nama. Kalau dalam Koalisi Perubahan ada AHY, Aher, Sohibul Iman, terus ada kepala-kepala daerah, ada Bu Khofifah dan Ridwan Kamil," ujar Hendri kepada wartawan, Selasa (7/3/2023).

Ia menjelaskan, saat ini Anies masih membahas kriteria dari cawapres untuknya. Setidaknya, ada lima kriteria untuk pasangannya, yakni bisa membantu kemenangan, memperkuat koalisi, membantu pemerintahan jika terpilih, setia di garis perubahan, dan chemistry-nya cocok.

"Terutama kan ada kriteria kelima, chemistry jadi tidak bisa saya yang berpendapat karena pilihannya ada di Mas Anies Baswedan," ujar Hendri.

Anies sendiri telah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen. Ketua DPP Partai Nasdem yang juga bagian dari tim kecil, Willy Aditya mengatakan, tim kecil  juga sudah membahas calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies.

"Cawapres sudah kita bahas ada beberapa nama, tapi mungkin belum bisa kita expose dari dalam maupun dari luar. Cara berpikir kita kan yang penting best of the best jadi standing point itu lah, yang jadi patokan kita untuk memberikan persembahan kepada rakyat Indonesia," ujar Willy.