Sabtu,  27 April 2024

Larang Baju Impor Bekas Dijual, Banteng Seruduk Teten Dan Zulhas 

RN/NS
Larang Baju Impor Bekas Dijual, Banteng Seruduk Teten Dan Zulhas 
Adian Napitupulu.

RN - Genderang perang terhadap pedagang impor baju bekas ditolak.  Politisi Banteng langsung nyeruduk. 

Adalah Anggota DPR RI dari PDIP Adian Napitupulu menanggapi larangan impor pakaian bekas atau thrifting. Adian malah balik menuding dua menteri yang tidak becus kerja. 

Kedua menteri itu adalah Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki dan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas. 

BERITA TERKAIT :
Jokowi Melanggar Etika Karena Dukung Paslon, Tapi Gak Bisa Terjerak Hukum
Jokowi Selamat Dari Putusan MK, Hakim Sebut Presiden Tak Melakukan Nepotisme 

Mantan pentolan Forkot ini menuding Teten dan Zulhas seperti kehabisan akal. 

"Yang dibutuhkan memaksimalkan peran, misalnya memaksimalkan peran Menteri Perdagangan, memaksimalkan peran Menteri UMKM. Peran mereka saja yang dievaluasi," kata Adian kepada wartawan, Sabtu (18/3).

Jika thrifting berdampak pada industri tekstil, dalam hal ini UMKM misalnya, Adian mengatakan pembinaan UMKM yang harusnya diperkuat.

"Kalau misalnya ada masalah pajak, ya, tagih pajak," ujar politikus PDIP tersebut.

Aktivis 98 yang biasa disapa kakek ini melanjutkan saat ini yang dibutuhkan memaksimalkan peran, misalnya memaksimalkan peran.

"Misalnya pakaian celana, bikin dong yang up to date. UMKM bina dong, didik dong segala macam. Sudah semaksimal apa sih mereka membina itu," ucapnya.

"Ada banyak juga kok barang-barang lain proyeksi UMKM yang tak ada kaitannya dengan impor bekas, misalnya makanan. Banyak sekali, toh tidak berkembang," ujar Adian.

Dia menceritakan pengalamannya membeli jas bekas untuk pelantikan anggota DPR.

"Saya dilantik menjadi anggota DPR dengan jas bekas yang dibeli di Gedebage," aku Kakek.

Larangan thrifting atau impor baju bekas membuat ribuan pedagang panik. "Kami rugi jika dilarang, semoga ada kompensasi," ungkap Dis, pedagang thrifting di kawasan Bogor, Jawa Barat. 

Begitu juga dengan Niko. "Barang kami bekas, kelas pembeli kami ya kelas bawah. Kalau rakyat ada duit pasti beli baru dong," ungkapnya.