RN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui kalau saat ini Indonesia masih banyak masalah. Untuk itu dia mengingatkan agar masyarakat teliti dalam memilih pemimpin.
Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri acara hari jadi ke-11 komunitas relawan Galang Kemajuan dan Keberlanjutan Center (GK Center) di Balai Sarwono, Jakarta Selatan, Sabtu (17/6/2023).
Awalnya Jokowi bicara mengenai krisis yang sedang dihadapi berbagai negara, dia mengatakan saat ini situasi Indonesia masih dikelilingi masalah.
BERITA TERKAIT :Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
"Karena memang dalam situasi kita yang sulit seperti ini, sekarang semua masalah," kata Jokowi di hadapan para relawan.
Jokowi lantas menyoroti terkait krisis pangan dan krisis keuangan yang terjadi di berbagai negara. Terlebih, Jokowi mengatakan bahwa saat ini ada 96 negara yang menjadi pasiennya International Monetary Fund (IMF).
"Sekarang negara-negara besar saja secara teknikal, misalnya di Uni Eropa 20 negara sudah masuk ke jurang resesi. Saya waktu pertemuan di G7 di Hiroshima di Jepang, saya tanya ke Managing Director IMF sekarang ini sudah ada 96 negara yang masuk menjadi pasiennya IMF. Dulu kita 98 juga jadi pasiennya," ungkap Jokowi.
Jokowi kemudian mengatakan pemimpin selanjutnya memiliki banyak tantangan. Karena itu, dia meminta masyarakat tidak keliru dalam memilih pemimpin.
"Saya harus ngomong apa adanya, kepemimpinan yang akan datang itu tidak semakin mudah tetapi semakin sulit karena berubahnya pada keadaan yang tidak normal," ucapnya.
"Teliti betul, teliti betul, teliti betul (dalam memilih pemimpin). Sekali lagi saya sampaikan, keadaan global dalam 5 tahun yang akan datang 10 tahun yang akan datang bukan keadaan yang gampang. Jangan sampai keadaan yang normal karena kekeliruan kita memilih pemimpin jadi keadaannya tidak normal," sambungnya.
Menurut Jokowi, masyarakat harus teliti dalam memilih. Tidak hanya di Pilpres, tetapi juga teliti dalam memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
"Ada pilihan legilslatif, pemilihan gubernur, ada pemilihan walikota, ada pemilihan bupati, banyak sekali," ujarnya.
"Saya titipnya itu kepemimpinan itu dalam artian semuanya tadi. Teliti, dilihat, supaya kepemimpinan provinsi, kabupaten/kota, yang betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan. Jangan sampai keliru, jangan sampai salah," pungkasnya.