RN - Manuver Demokrat secara perlahan terungkap. Partai yang didirikan SBY itu kabarnya tidak serius mendukung Anies Baswedan.
Bahkan Demokrat disebut-sebut tidak serius mendukung Anies Baswedan. Kini Demokrat teriak merasa dikhianati lantaran Anies berduet dengan Cak Imin.
Bahkan tudingan SBY ke mana-mana. SBY menyebut musang berbulu domba dan ada manuver yang mau menjegal AHY menjadi cawapres.
BERITA TERKAIT :Nggak Mau Kalah Dari Gen Z, Emak-emak Kader dan PKK Penjaringan Ikut Pelatihan Komputer
Relawan Anies Di Kota Bekasi Siap Gembosi Jago PKS, Di Jakarta Kapan Nih?
Dikutip dari media online ROL, pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, mengatakan sejak awal Partai Demokrat tidak serius mendukung capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan.
Salah satu hal yang membuktikan itu menurut Najmuddin adalah kader-kader Partai Demokrat yang sudah mulai berkampanye melalui spanduk, baliho dan alat peraga lainnya tidak ada yang memuat foto Anies Baswedan.
Bila partai berlambang bintang mercy itu serius mendukung Anies, Najmuddin menilai harusnya dari DPP sudah memerintahkan kadernya ke seluruh daerah memasang foto mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Sehingga, Demokrat dari DPP sampai ranting di daerah sama-sama punya andil meningkatkan elektabilitas Anies.
Nyatanya menurut Najmuddin, baliho, spanduk dan alat peraga Demokrat hanya memasang logo partai, caleg, dan Ketua Umum AHY. Seperti contoh di Kantor DPC Demokrat Bukittinggi, hanya memasang foto AHY, Ketua DPD Demokrat Sumbar, Mulyadi, Ketua DPC Demokrat Bukittinggi, Ramlan Nurmatias dan dua orang lagi yang merupakan pengurus DPC Demokrat Bukittinggi.
Begitu juga di Depok, Jawa Barat. Para caleg Demokrat tidak ada yang memasang wajah Anies. Berbeda dengan PKS dan NasDem yang memasang foto Anies Baswedan.
Sabtu (2/9), Anies dan Cak Imin deklrasi di Hotel Yamato atau Majapahit, Surbaya, Jawa Timur. Hotel itu dalam sejarahnya dijadikan tempat arek Suroboyo merobek bendera Belanda.
Hotel bersejarah ini dipilih secara khusus sebagai penanda awal perjuangan Anies-Muhaimin untuk memenangkan Pilpres 2024.
Dari Awal Lagi
Partai Demokrat resmi mencabut dukungan dari Anies Rasyid Baswedan dan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Kini, partai berlambang bintang mercy itu terbuka untuk berkomunikasi dengan koalisi pengusung bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo atau Prabowo.
Mereka juga tak memasang syarat untuk menjadikan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres). Termasuk komunikasinya dengan pengusung Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo.
"Kami tidak pernah mengajukan syarat-syarat. Kita komunikasi aja, dari komunikasi itu dan komunikasi itu kan kemudian akan muncul pembicaraan-pembicaraan lebih lanjut di dalam," ujar Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jumat (1/9/2023) malam.
Menurutnya, Partai Demokrat akan kembali memulai dari awal soal komunikasi peluang koalisi dengan partai politik lain. Termasuk menyamakan visi dan pandangan untuk Indonesia pada periode 2024-2029.
Partai Demokrat sendiri sudah menjalin komunikasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam pertemuan antara AHY dengan Puan Maharani. Setelah pertemuan itu, terdapat kesepakatan soal komunikasi yang akan terus dijalin keduanya.
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo juga sudah menawarkan ajakan untuk bekerja sama ketika bertemu langsung dengan SBY. Di mana kemudian ditindaklanjuti oleh kunjungan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani ke Kantor DPP Partai Demokrat.