Jumat,  22 November 2024

Kata Hashim Djojohadikusumo

Maju Pilkada DKI, PDIP Tolak Jokowi Karena Nggak Punya Uang?

RN/CR
Maju Pilkada DKI, PDIP Tolak Jokowi Karena Nggak Punya Uang?
Hashim Djojohadikusumo -Net

RADAR NONSTOP - Statement Capres nomor urut 01, Jokowi, terkait Pilkada DKI dan Pilpres 2014 tidak pakai duit mendapat bantahan.

Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto buka - bukaan soal bantuan dana yang dikucurkannya saat Joko Widodo maju di Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 lalu.

Walaupun tak spesifik menyebut angka, kucuran dana Hashim kepada Jokowi untuk memuluskan Walikota Solo itu menuju kursi empuk DKI 1 sangat besar.

BERITA TERKAIT :
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Jokowi Getol Endorse RIDO, Dendam Ke PDIP Atau...?

"Ratusan milliar sih nggak sampai, tapi dana yang saya bantu besar sekali,” ungkap Hashim di media center Badan Pemenangan Nasional (BPN), Prabowo-Sandiaga Uno, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019).

Hashim lalu menceritakan kronologis pertemuannya dengan Jokowi yang saat itu masih menjadi Walikota Solo. Saat itu Jokowi menyatakan niatnya maju sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Dalam pertemuan itu, Jokowi menceritakan kinerjanya selama memimpin Solo. Hashim pun terkesan dengan cara Jokowi yang berhasil memindahkan PKL secara damai.

"Seorang kepala daerah mau ketemu PKL, saya pikir orang baik kan, di situ saya jadi kawan beliau dan pendukung beliau," ujarnya.

Kesan itu akhirnya membuat Jokowi diajukan Gerindra sebagai cagub DKI. Hashim menyebut, saat itu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak setuju dengan pencalonan Jokowi.

"Pak Prabowo merasa Jakarta perlu seorang pemimpin yang baru. Waktu itu agak alot, beberapa kali Pak Prabowo ketemu Ibu Mega, pernah di Lenteng Agung, beberapa kali dan dihadiri beberapa kali petinggi PDIP, awalnya mereka tidak mau terima. Ibu Mega menghendaki Fauzi Bowo," katanya.

Menurut Hashim, PDIP menolak mengusung Jokowi karena tak punya uang. Hashim pun mengaku menyesal karena Jokowi tak memenuhi janjinya 5 tahun memimpin Jakarta.

"Sangat dong, sangat menyesal. Ya bagaimana, saya orang biasa, kan. Orang datang ke saya minta bantuan, minta dukungan, saya tanpa pamrih saya dukung beliau, dengan harapan beliau bisa beretika," ucapnya.

"Makanya saya heran waktu di debat kok (bilang) nggak pakai uang, maaf ya ini tidak logis. Di Indonesia, untuk setiap pencalonan harus ada uang, untuk bayar saksi itu berapa, minimal Rp 100 ribu atau Rp 300 ribu," pungkasnya.