RN - Bukan hanya masyarakat, kenaikan beras yang masih terus terjadi juga dikeluhkan para pedagang. Omzet turun, konsumen juga kerap komplain.
Begitu dituturkan Dede, pedagang beras di Pasar Cipete Utara, Cilandak, Jakarta Selatan.
Dede mengungkapkan, kenaikan harga beras yang terus terjadi sejak Januari 2024 hingga saat ini berkisar Rp 500 sampai Rp 1.000 per kilogram.
BERITA TERKAIT :Ancol Tata Pedagang Asongan Di Kawasan Pantai untuk Naik Kelas
Daya Beli Anjlok, Sales Mobil: Omzet & Target Amburadul
"Kenaikan dari kemarin-kemarin sih. Banyakan minggu kemarin, sampai awal Februari. Seminggu hampir dua kali lah. Dari Januari sampe Februari awal. Seminggu bisa naik lebih dari 500 perak per kilogram," katanya.
Dede menuturkan, tokonya hanya menjual satu merk beras, yakni Beras Petruk yang dikirim langsung dari Kawasan Cipinang, Jakarta Timur.
Untuk beras yang berukuran 20 kilogram, dibanderdol seharga Rp 325 ribu, ukuran 25 kilogram seharga Rp 408 ribu, sedangkan ukuran 50 kilogram, seharga Rp 810 kilogram.
"20 kilogram jualnya Rp 325 ribu. Yang 50 kilogram, dijual Rp 810 ribu, kalo yang 25 kilogram, harganya Rp 408 ribu," tutur dia.
Kenaikan harga beras ini, lanjut Dede, juga berimbas pada omzet yang terus alami kemerosotan.
Jika dalam seminggu tokonya bisa menjual hingga 6 ton beras, kini Dede mengaku hanya mampu terjual hingga 4 ton saja. "Seminggu biasanya bisa 6 ton, sekarang ga nyampe. Paling 4 ton," kata Dede.
Meski demikian, Dede mengaku stok beras selalu tersedia. Namun begitu, para calon pembeli kata Dede, kerap mengeluh lantaran kenaikan harga beras yang cukup signifikan.
Sebelum Januari 2024, Dede mengaku harga beras ukuran Rp 20 kilogram dibanderol seharga Rp 280 ribu.
Artinya, hanya dalam kurun waktu satu bulan, harganya melonjak sebesar Rp 45 ribu. "Ya pasti banyak yang komplain. Ada itu mah. Naik terus, 'harganya kenapa naik terus' katanya," tandasnya.