RN - Galang (24 tahun) akhirnya terkapar. Sebuah timah panas bersarang di kakinya.
Galang melawan saat hendak ditangkap polisi dari Polres Jakarta Barat. Galang adalah tersangka kasus pembunuhan terhadap almarhum Ustadz Saidi alias MS (71 tahun).
Ustadz Saidi yang juga imam Musholla Uswatun Hasanah RT 04/08, Pesing Garden, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu tewas ditusuk saat mengambil air wudhu mejelang sholat subuh.
BERITA TERKAIT :Pembunuh Ustadz Saidi, Memantau Satu Minggu & Beli Pisau Rp 30 Ribu
Kepada polisi, Galang mengaku dendam selama dua tahun dan berencana untuk menghabisi nyawa korban. Pelaku merasa direndahkan pada saat berkunjung ke rumah korban 2 tahun silam.
Galang ditangkap pada Kamis malam (23/5/2024) di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Petugas menembak bagian kaki pelaku karena sempat melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.
“Niat untuk melakukan pembunuhan sebenarnya sudah dilakukan sejak 2 tahun lalu. Namun dilaksanakan pada saat ini dengan alasan supaya orang-orang sekitar rumah korban tidak mengetahui ataupun lupa dengan wajah ataupun identitas pelaku,” ungkap Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes M Syahduddi saat konferensi pers di Polres Metro Jakarta Barat, Jumat (24/5/2024).
Menurut Syahduddi, ihwal dendam tersangka terhadap korban yang sudah lanjut usia itu ketika Galang menyukai salah satu cucu korban yang bernama A yang merupakan salah satu pegawai yang bekerja di salah satu toko emas di Pasar Kedoya. Sementara pada saat itu pelaku pada saat sekitar 2 tahun lalu itu bekerja sebagai sekuriti di Pasar Kedoya. Kemudian pelaku menaruh hati ke cucu korban berinisial A tersebut.
Lanjut Syahduddi, suatu ketika Galang pernah berkunjung ke rumah MS untuk menemui A yang memang tinggal bersama korban. Namun dalam kunjungannya, Galang merasa tidak mendapatkan sambutan yang baik dan direndahkan oleh korban sebagai kakek A.
Tidak hanya itu cucu korban juga ternyata sudah memiliki pasangan ataupun teman dekat yang lain. Sehingga atas dasar itulah pelaku merasa sakit hati, kecewa dan merencanakan pembunuhan terhadap korban.
“Jawabannya (tersangka) seperti itu. 'Saya hanya merasa direndahkan, merasa sakit hati karena ketika saya berkunjung mendapatkan perlakuan yang kurang pas'. Seperti contoh ketika dia datang, korban tidak menyapa atau cenderung mendiamkan pelaku,” beber Syahduddi.