RN- Populasi kucing liar yang tidak terkendali menjadi salah satu masalah serius. Populasi kucing liar yang tidak terkendali bisa mengganggu keseimbangan ekosistem lokal.
Anehnya, masalah ini sepertinya tidak terlalu menjadi perhatian khusus pemerintahan daerah Kota Tangerang Selatan. Pasalnya, beberapa masyarakat di Ciputat akhirnya melakukan disterilisasi secara mandiri demi menekan populasi kucing liar di wilayahnya.
Ketua Pelaksana Karang Taruna RT 5 dan 6, RW 15, Bukit Nusa Indah, Najla Hanifah mengatakan, kegiatan sterilisasi dilakukan lantaran populasi kucing liar yang besar dapat menyebabkan sejumlah masalah.
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
2.229 Kasus DBD Di Jaktim, Wali Kota M Anwar Diminta Fokus
Pertama-tama, kata Najla, kesehatan dan kesejahteraan kucing tersebut menjadi perhatian utama. Tanpa kendali, lanjut dia, kucing-kucing itu akan rentan terhadap penyakit, kelaparan, dan cedera.
"Selain itu, mereka juga dapat menjadi sumber gangguan bagi warga di Bukit Nusa Indah, terutama karena kebiasaan seperti menggangu rumah tangga dengan suara-suara mengeong ketika kucing betina tersebut hamil atau bahkan merusak properti," terang Najla Hanifah.
"Untuk mengatasi masalah ini secara berkelanjutan, kami warga Bukit Nusa Indah bekerjasama dengan Let’s Adopt Indonesia melakukan sterilisasi kucing secara massal," jelasnya.
Sementara, Head of Operations Let's Adopt Indonesia, Carolina Fajar menjelaskan terkait sterilisasi tersebut. Menurut Carolina, sterilisasi adalah proses medis yang efektif untuk mencegah reproduksi hewan-hewan liar tanpa memerlukan pengangkatan hewan tersebut dari habitatnya.
Program ini, kata Carolina, tidak hanya membantu mengendalikan populasi kucing liar tetapi juga mengurangi risiko penularan penyakit dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
"Langkah pertama dalam program ini adalah melakukan survei untuk menentukan populasi kucing liar yang ada dan lokasi mereka. Setelah data terkumpul, kucing-kucing liar ditangkap dengan metode yang aman dan manusiawi, kemudian dibawa ke klinik sterilisasi untuk proses sterilisasi," ungkap Carolina Fajar.
Lebih lanjut, Carolina menegaskan, setelah sterilisasi selesai, kucing-kucing tersebut dirawat dan dipantau untuk memastikan mereka pulih dengan baik sebelum dilepaskan kembali ke lingkungan mereka.
Dengan begitu, selain program sterilisasi itu sendiri, lanjut Carolina, penting untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya tanggung jawab terhadap hewan peliharaan dan cara-cara untuk mencegah populasi kucing liar yang berlebihan di masa depan.
"Program ini telah menerima dukungan positif dari masyarakat setempat, yang menyadari manfaat jangka panjang dari upaya ini dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan kesejahteraan hewan," kata Carolina Fajar.
Kendati demikian, dengan meluncurnya program sterilisasi massal ini, menunjukkan bahwa warga Tangsel berkomitmen untuk mengatasi masalah populasi kucing liar secara efektif dan berkelanjutan.
Langkah-langkah ini tidak hanya berpotensi mengurangi masalah kesejahteraan hewan tetapi juga memberikan contoh yang baik bagi kota-kota lain dalam penanganan masalah serupa di masa depan.
Dengan dukungan yang tepat dari masyarakat dan sumber daya yang memadai, diharapkan bahwa program ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat lokal.
Sementara itu Ketua RT 06/015 Bukit Nusa indah (BNI) kelurahan Serua, Pramono mengatakan, dirinya mengapresiasi kerja keras anak anak kita karang taruna dalam kegiatan itu. Ia juga mengungkapkan banyak warga ikut terlibat dan berdonasi pelaksanaan tersebut.
“ ini kerja keras anak-anak RT dan RW kami dan saya terima kasih banyak juga kepada semua warga sudah luar biasa mendukung pelaksanaan kegiatan ini,” ucapnya.
Pramono berharap kegiatan ini bisa masuk menjadi program prioritas pemerintahan Kota (Pemkot) agar Kota Tangsel semakin lebih sehat dan baik.
“ Harapan sih program seperti ini jadi proritas Pemkot Tangsel bukan hanya sekedar seremonial, “ sindir Pramono.