Minggu,  08 September 2024

Sindiran Djarot Ke Jokowi Nyelekit, Ungkit Anak & Menantu Hingga Cucu 

RN/NS
Sindiran Djarot Ke Jokowi Nyelekit, Ungkit Anak & Menantu Hingga Cucu 

RN - Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat kembali membuat sindiran menohok. Mantan Gubernur Jakarta ini menuding Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Dia mengatakan baru di era saat ini seorang menantu hingga anak dari pemimpin negara disiapkan untuk kontestasi di dunia politik.

Hal tersebut diungkapkan Djarot menanggapi pengusungan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara (Sumut).

BERITA TERKAIT :
Prabowo-Jokowi Retak, Fadli Zon Ungkap Kebocoran Anggaran 
Disanjung Prabowo, Jokowi Senyum-Senyum 

"Untuk Sumut kembali lagi, apakah kita membangun sistem demokrasi dengan pendidikan politik Bobby dibiarkan melawan kotak kosong? Melawan kotak kosong atau tidak tergantung PDI Perjuangan. Sambil ini kita melihat sejarah yang perlu dicatat sejarah perpolitikan yang perlu kita catat bersama," kata Djarot kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2024).

Djarot mengatakan hanya di era ini anak, menantu bahkan mungkin cucu seorang pemimpin negara disiapkan untuk maju di politik. Menurutnya hal ini tak pernah dilakukan oleh mantan-mantan presiden RI sebelumnya.

"Sejak masa Pak Jokowi inilah ya, anak-anak dan menantu sama keluarga terdekatnya itu terlibat aktif di dalam politik," ujar Djarot.

"Sejak Presiden Sukarno, Bung Karno, Pak Harto, Habibie, Gus Dur, Bu Mega, Pak SBY, baru kali ini. Mulai dari anaknya, menantunya, mungkin cucunya, mungkin saudaranya akan disiapkan. Di dalam demokrasi prosedural, oke boleh. Tapi di dalam demokrasi, di dalam politik itu ada etika, ada moral," tambahnya.

Lebih lanjut, Djarot menyebut PDIP akan mendengarkan aspirasi dari rakyat terkait pengusungan sosok di Pilgub Sumatera Utara. Djarot menyinggung nama mantan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi hingga mantan Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan sebagai bahan pertimbangan.

"Suara semut yang kita itu kemudian disalurkan masyarakat yang disalurkan melalui PDI Perjuangan ada beberapa, ada Pak Edy Rahmayadi masuk di situ, ada Nikson Nababan masih di situ, kita juga punya banyak stok, ada akademisi, tokoh," imbuhnya.

Jokowi sebelumnya menyebut segala sesuatu yang berhubungan dengan pilkada merupakan kewenangan masing-masing partai politik. Ia kemudian menyinggung sosok yang dibidik parpol biasanya memiliki tingkat popularitas yang baik.

"Tanyakan partai-partai. Partai itu pintar-pintar, biasanya yang dilihat elektabilitas," kata Jokowi di Lampung Selatan sebagaimana dikutip dari video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/7).