RN - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya mengingatkan masyarakat akan pentingnya standarisasi perangkat listrik untuk mencegah kebakaran yang sering disebabkan oleh korsleting. Khususnya, bagi warga yang tinggal di permukiman padat penduduk dan memiliki kerawanan tinggi terjadinya kebakaran.
Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jakarta Raya, Haris Andika, menekankan bahwa penggunaan peralatan listrik yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi salah satu penyebab utama kebakaran.
Hal ini disampaikan Haris dalam Diskusi 'Balkoters Talk' bertajuk Tingkatkan Keamanan Listrik, Cegah Kebakaran di Jakarta yang digelar Koordinatoriat Wartawan Balai Kota-DPRD DKI Jakarta di Pressroom Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2024).
BERITA TERKAIT :Sutet Ditolak Warga Tanjung Priok, PLN Asal Bangun Sebelum Sosialisasi
Bahlil Akui Subsidi BBM & Listrik Bocor Rp 100 T, Era Jokowi Masalah Gak?
Selain Haris, hadir pula Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Provinsi DKI Jakarta Mohamad Yohan; Anggota DPRD DKI Jakarta Mujiyono dan Ketua Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) Provinsi DKI Jakarta Tirtamarta.
"Peralatan yang digunakan di masyarakat sering kali tidak memenuhi standar. Misalnya, kabel yang seharusnya untuk salon atau speaker, justru digunakan untuk listrik. Padahal, setiap jenis kabel memiliki spesifikasi teknis yang berbeda," ujar Haris.
Haris menjelaskan kabel yang tak sesuai spesifikasi dipastikan tidak memiliki kualitas setara dengan yang sesuai standar. Hal ini bisa berbahaya karena arus listrik yang dialirkan kerap kali berlebihan.
"Kabel yang tidak bersertifikat SNI bisa berbahaya, seperti kabel yang seharusnya menampung arus 10 ampere, tetapi melepuh pada 5 ampere," jelasnya.
Selain itu, Haris juga mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan perangkat listrik.
"Kerap kali, pengguna tidak peduli dengan kapasitas stop kontak. Contohnya, menggunakan satu stop kontak untuk banyak perangkat, yang bisa memicu kebakaran," tambahnya.
Haris juga menyoroti tindakan ilegal yang sering dilakukan pelanggan, seperti mengotak-atik Mini Circuit Breaker (MCB) untuk meningkatkan daya.
"Ini sangat berbahaya dan bisa mengancam keselamatan," tegasnya.
Dalam menjaga kualitas pasokan listrik, PLN terus melakukan pemeliharaan jaringan secara berkala untuk memastikan sistem kelistrikan berfungsi dengan baik. Dengan langkah-langkah ini, PLN berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya penggunaan perangkat listrik yang standar, guna mencegah kebakaran dan menjaga keselamatan.
"Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dan meminimalkan gangguan bagi pelanggan," jelasnya.
Melanjutkan, Kepala Pusdatin BPBD DKI, Mohamad Yohan mengatakan potensi bencana kebakaran di Jakarta disebabkan pemukiman padat penduduk dan kurangnya kepekaan masyarakat terhadap ancaman kebakaran.
Kasus kebakaran paling banyak juga disebabkan oleh korsleting listrik akibat kelalaian dalam penggunaan listrik. Umumnya objek yang terbakar adalah perumahan, bangunan umum atau industri, kendaraan bermotor, instalasi luar gedung, tumbuhan, lapak, hingga sampah.
"Penyumbang penyebab kebakaran terbesar di Provinsi DKI Jakarta selama 3 tahun adalah korsleting listrik. dengan persentase 73 persen," ucap Yohan.
Untuk itu, Yohan menyebut pihaknya telah berinisiasi untuk melaksanakan program penertiban pemakaian tenaga listrik di kawasan permukiman menengah ke bawah bernama "Bedah Listrik". Prograk ini dikerjakan dengan instansi terkait seperti Dinas Gulkarmat, Dinas PPKUKM, PLN UID Jakarta Raya, dan AKLI.
"Kegiatan ini bertujuan untuk meminimalisir kejadian kebakaran dan dampak korban pada masyarakat," jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, stakeholder terkait menyiapkan penggantian perangkat listrik yang ditemukan petugas tidak sesuai standar meliputi instalasi kompor gas, colokan listrik, hingga kabel listrik di dalam dan luar ruangan. Kemudian, petugas juga melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya memastikan perangkat listrik sesuai standar.
Lewat berbagai program ini, diharapkan masyarakat akan sadar dan ikut terlibat melakukan mitigasi kebakaran karena korsleting listrik.
“Tim gabungan turun untuk mengecek penggunaan instalasi listrik yang ada di dalam dan luar ruang sekaligus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat setempat terkait penggunaan instalasi listrik yang aman dari bencana," pungkasnya..