RN - Adanya indikasi jualan agama untuk kekuasaan diendus. Forum Komunikasi Intelektual Muda Indonesia (Forkim) menuding adanya calon yang jualan ayat-ayat.
Forkim juga menegaskan, menentang keras apabila ada yang ‘Menjual Agama’ untuk kepentingan politik.
“Jangan jual Agama hanya untuk kepentingan politik, sebab Agama dan politik tidak boleh dikait-kaitkan demi kekuasaan pribadi," ujar Ketua Umum Forkim, Mulyadi ketika ditemui di Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Senin (30/9/2024).
BERITA TERKAIT :Laporkan Dana Kampanye 500 Juta, Calon Wali Kota Bekasi (Tri) Pura-Pura Kere Apa Medit?
Mulyadi mengimbau agar para calon Kepala Daerah menyampaikan pesan Agama yang menyejukkan dan mendinginkan kepada seluruh masyarakat dan Agama yang ada di Kota Bekasi.
Menyikapi politik identitas, Alumni UNISMA Bekasi itu mengatakan adalah sesuatu hal yang kurang baik untuk mendapatkan pemimpin yang berkualitas.
"Karena dalam berpolitik sebaiknya mengedepankan kualitas kepemimpinan, bukan politik identitas," tegas Mulyadi
Lanjut Mulyadi, bahwa pemilih yang memiliki integritas memiliki indikator-indikator positif yang akan memberi dampak positif juga pada hasil dan kualitas pada Pilkada Kota Bekasi 2024.
“Contohnya dengan menghindari politik sara, politik uang dan jualan Agama karena bisa merusak Kota Bekasi yang toleran,” kata Mulyadi.