Rabu,  12 March 2025

Mateta Jadi Korban Tendangan Kungfu 

ERY
Mateta Jadi Korban Tendangan Kungfu 
Jean-Philippe Mateta - Net

RN - Insiden kekerasan saat kiper Millwall Liam Roberts melakukan tendangan kungfu yang mengakibatkan striker Crystal Palace Jean-Philippe Mateta terkapar di pertandingan babak kelima Piala FA di Stadion Selhurst Park, London. Sabtu, 1 Maret 2025 malam WIB.

Roberts menghajar Mateta dalam arti yang sesungguhnya. Dia seperti sengaja menendang Mateta yang tengah berebut bola dengan bek tengah Millwall Jake Cooper dalam duel yang digelar di kandang Palace itu.

Saat itu, Roberts berlari meninggalkan gawang untuk menyambut bola. Bukannya berusaha menangkap bola, dia justru melepaskan tendangan kungfu terhadap Mateta yang sesungguhnya berhasil menguasai bola.

BERITA TERKAIT :
Rasmus Hojlund Paceklik Gol 3 Bulan
Bruno Fernandes Algojo Maut Setan Merah

Akibat ulah memalukan Roberts yang terjadi di menit delapan itu, Mateta harus menjalani perawatan selama beberapa saat di lapangan. Ironisnya, suporter Millwall justru sama sekali bertindak tidak terpuji. Bukannya menunjukkan empati terhadap Mateta, mereka justru menyanyikan, "let him die" [biarin saja dia mati].

Penyerang tim nasional Perancis ini memang sempat pulih dari kembali bermain. Sementara, Roberts sempat lolos dari hukuman atas tindakannya dan tetap berdiri bawah mistar.

Namun wasit Michael Oliver kemudian memutuskan meninjau insiden itu lewat VAR. Hasilnya, Roberts jelas bertindak yang membahayakan pemain lawan. Oliver pun mengubah keputusannya dengan memberikan kartu merah kepada kiper berusia 30 itu.

Praktis, Millwall bermain dengan 10 pemain sejak awal pertandingan. Mateta sendiri masih bisa bermain selama beberapa menit sebelum akhirnya ditarik keluar di menit 15. Tak hanya itu, Mateta pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan lebih lanjut.

Aksi membahayakan Robertsl segera mengundang kecaman. Pimpinan Palace Steve Parish mengaku belum pernah menyaksikan pelanggaran yang begitu kasar terhadap pemain lawan.

"Dia masih menjalani perawatan di rumah sakit. Kami berharap yang terbaik untuk dia. Harus diakui banyak insiden yang sarat emosi di pertandingan. Tetapi perilaku kasar ini seharusnya ditindaklanjut," kata Parish saat bicara di BBC.

"Saya sudah sering menyaksikan pertandingan sepak bola. Tetapi saya tak pernah menyaksikan aksi brutal seperti itu. Sebuah tindakan yang begitu kasar di lapangan pertandingan yang baru pertama kali ini saya saksikan," ujarnya.

Sementara, pandit sepak bola Troy Deeney dan Glenn Murray turut mengecam tindakan Roberts. "Pelanggaran yang mengerikan. Dia sesungguhnya melakukan start bagus di pertandingan ini. Dia juga punya peluang bagus, tetapi dia menjadi korban atas tindakan salah dari pemain lain," kata Deeney.

Murray sediri justru mempertanyakan kinerja wasit. Menurut dia Oliver seharusnya langsung meninjau insiden itu lewat VAR.

"Michael Oliver mungkin saja wasit terbaik yang kita miliki. Saya berharap dia mengambil keputusan meninjau lewat VAR. Namun, dia ternyata tidak menghentikan laga. Biasanya saat ada cedera di bagian kepala, wasit seharusnya meniup peluit dan melihat kondisi pemain," ujar dia.

Di laga itu, Palace sepenuhnya menguasai permainan menghadapi lawan dengan 10 orang. Tim asuhan Oliver Glasner membuka kemenangan saat bek Millwall Japhet Tanganga membuat gol bunuh diri di menit 33.

Unggul 1-0 menjadikan Palace kian agresif menekan pertahanan klub Championship itu. Hasilnya Daniel Munoz mampu memperbesar keunggulan tuan rumah di menit 40. Skor 2-0 untuk Palace.

Saat memasuki injury time yang berlangsung cukup lama, Millwall berhasil memperkecil ketinggalannya. Gelandang Wes Harding berhasil membobol gawang Palace di menit 40+13. Skor berubah menjadi 2-1 dan bertahan hingga akhir babak pertama.

Memasuki babak kedua, Palace kembali menguasai permainan. Usaha itu memberi hasil setelah Eddie Nketiah yang menggantikan Mateta mencetak di menit 81. Palace pun unggul 3-1 dan skor itu bertahan hingga laga usai.