Jumat,  22 November 2024

Nih, Dengar Pesan Jokowi Buat Para Para 'Kecebong'

RN/NR
Nih, Dengar Pesan Jokowi Buat Para Para 'Kecebong'
Bos Bukalapak temui Jokowi -Net

RADAR NONSTOP - Jokowi meminta kepada para pendukungnya untuk berhenti membuat tagar #UninstallBukalapak. Hal ini dikatakan Jokowi usai bertemu CEO Bukalapak Achmad Zaky di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2/2019).

Kata Jokowi, inovasi anak muda harus didorong dan didukung penuh. “Anak - anak muda yang memiliki inovasi dan kreativitas untuk maju," kata Jokowi.

Gerakan uninstall  Bukalapak muncul setelah kicauan CEO Bukalapak Achmad Zaky. Zaky menyinggung anggaran riset di Indonesia yang jauh lebih kecil dari negara lain.

BERITA TERKAIT :
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Jokowi Getol Endorse RIDO, Dendam Ke PDIP Atau...?

Dalam twitnya, Zaky menulis: "Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016, in USD) 1. US 511B 2. China 451 B 3. Jepang 165B 4. Jerman 118B 5. Korea 91B 11. Taiwan 33B 14. Australia 23B 24 Malaysia 10B 25. Spore 10B 43. Indonesia 2B. Mudah2an presiden baru bisa naikin".

Presiden Jokowi meminta para pendukungnya bersikap bijak dalam menanggapi kicauan Zaky. Diketahui, para pendukung Jokowi kerap dicap sebagai kecebong. 

Sedangkan pendukung Prabowo adalah kampret. “Kita harus bijak dalam bersikap, matang dalam bersikap dalam setiap peristiwa apapun," kata Jokowi.

Jokowi mengaku tidak tersinggung dengan kicauan Zaky. Ia tetap akan terus mendorong unicorn seperti Bukalapak, Tokopedia, Go-Jek dan Traveloka untuk memajukan ekonomi Indonesia

"Tadi sudah bertemu dan saya tidak ada perasaan apa-apa terhadap Mas Zaky. Sudah tiap hari ketemu," kata dia.

Zaky sebelumnya sudah meminta maaf kepada Jokowi. Zaky mengakui bahwa data yang ia gunakan terkait anggaran pengembangan dan riset di Indonesia dan perbandingannya dengan negara lain, merupakan data lama. Data itu ia dapat dari hasil penelusuran di Wikipedia.

Sementara soal kata "presiden baru" dalam kicauannya, ia menegaskan bahwa itu bisa merujuk kepada siapapun pemenang Pilpres 2019, baik Jokowi sebagai petahana maupun Prabowo Subianto sebagai penantang