Sabtu,  05 July 2025

Mantan Bintang Arsenal Terlibat Pelecehan Seksual

ERY
Mantan Bintang Arsenal Terlibat Pelecehan Seksual
Thomas Partey - Net

RN - Mantan gelandang Arsenal, Thomas Partey, didakwa dengan lima tuduhan pemerkosaan dan satu tuduhan pelecehan seksual, terhadap tiga wanita berbeda. 

Dakwaan ini muncul setelah penyelidikan intensif selama tiga tahun yang dilakukan oleh Scotland Yard, demikian dilaporkan Mail Online pada Sabtu, 5 Juli.

Kasus ini menjadi sorotan tajam, terutama karena dakwaan ini resmi diajukan hanya lima hari setelah kontrak Partey dengan Arsenal berakhir pada 30 Juni lalu. Saat ini, pemain internasional Ghana tersebut berstatus tanpa klub setelah lima musim berkiprah di Premier League bersama The Gunners.

BERITA TERKAIT :
Gantung Sepatu, Jonny Evans Lanjut Ngabdi di MU

Menurut rincian dakwaan, dua tuduhan pemerkosaan berkaitan dengan satu wanita, sementara tiga tuduhan pemerkosaan lainnya melibatkan wanita kedua. Adapun satu tuduhan pelecehan seksual berkaitan dengan wanita ketiga. Identitas para terduga korban tidak dapat disebutkan.

Thomas Partey dijadwalkan akan hadir di Pengadilan Magistrates Westminster pada 5 Agustus mendatang untuk menghadapi persidangan.

Penyelidikan terhadap Thomas Partey oleh Kepolisian Metropolitan sebenarnya telah dimulai pada Februari 2022 setelah adanya laporan pemerkosaan. Ia pertama kali ditangkap pada Juli 2022, meskipun pada saat itu namanya tidak dipublikasikan dan ia tetap terus bermain untuk Arsenal selama penyelidikan berlangsung. Terungkap bahwa Partey memainkan lebih dari 50 pertandingan untuk Arsenal saat dalam masa jaminan.

Layanan Penuntut Umum Kerajaan (CPS) menyatakan bahwa dakwaan tersebut diajukan setelah "meninjau dengan cermat berkas bukti yang komprehensif."

Menanggapi dakwaan ini, pengacara Partey, Jenny Wiltshire dari Hickman and Rose, menyatakan bahwa kliennya "menyangkal semua tuduhan terhadapnya" dan "menyambut baik kesempatan untuk akhirnya membersihkan namanya".

"Thomas Partey telah bekerja sama sepenuhnya dengan polisi dan CPS sepanjang penyelidikan mereka selama tiga tahun. Mengingat sekarang ada proses hukum yang sedang berlangsung, klien saya tidak dapat berkomentar lebih lanjut," sambung Wiltshire