Sabtu,  06 September 2025

Gaza Kini Jadi Kuburan Massal Jenazah Anak-Anak

RN/NS
Gaza Kini Jadi Kuburan Massal Jenazah Anak-Anak
Anak-anak di Gaza antre makanan.

RN - Serangan Israel yang brutal terus terjadi. Bahkan, Gaza kini bukan dikenal sebagai kota tapi kuburan massal untuk anak-anak.

Gambaran suram terhampar dari Jalur Gaza. Manajer Komunikasi Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) Tess Ingram memberikan kesaksian pedih. Ia menggambarkan Gaza City, yang sebelumnya menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga di Gaza utara, kini telah berubah menjadi tempat yang mencekam.

"Gaza City menjadi kota yang diliputi ketakutan, pengungsian, dan pemakaman," kata Ingram dalam jumpa pers di markas PBB, New York, Kamis (4/9/2025).

BERITA TERKAIT :
Menlu Belanda Mundur, Gara-Gara Gagal Menekan Israel Untuk Kemerdekaan Palestina

Ingram menyebut, dunia sudah memperingatkan bahwa serangan militer Israel yang semakin gencar dapat menyebabkan bencana besar bagi hampir 1 juta penduduk yang masih bertahan di kota itu. 

Selama sembilan hari berada di Gaza, Ingram melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana keluarga-keluarga melarikan diri dari rumah mereka hanya dengan pakaian di badan. Mereka adalah para pengungsi yang kini harus mengungsi lagi.

"Saya bertemu dengan anak-anak yang terpisah dari orang tuanya. Ibu-ibu yang anaknya meninggal karena kelaparan. Ibu-ibu yang takut anaknya akan menjadi korban berikutnya. Saya berbicara dengan anak-anak di ranjang rumah sakit, tubuh mungil mereka terkoyak serpihan peluru," tuturnya.

Mengutip Xinhua, Jumat (5/9/2025), data UNICEF menunjukkan betapa rapuhnya situasi di sana. Dari 92 pusat perawatan gizi rawat jalan yang didukung UNICEF, hanya 44 yang masih beroperasi. Kondisi ini membuat ribuan anak kekurangan gizi kehilangan lebih dari separuh jalur pertolongan untuk melawan kelaparan.

"Kehidupan warga Palestina sedang dihancurkan di sini," tegas Ingram. Ia menekankan, penderitaan anak-anak ini bukanlah kebetulan, melainkan konsekuensi langsung dari 'pilihan-pilihan yang telah mengubah Gaza City, bahkan seluruh Jalur Gaza, menjadi tempat di mana kehidupan manusia diserang dari segala sisi, setiap hari'.

UNICEF pun terus mendesak Israel untuk meninjau kembali aturan militer mereka agar anak-anak terlindungi sesuai hukum internasional. 

Selain itu, mereka juga menyerukan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya untuk membebaskan semua sandera, mendesak kedua belah pihak melindungi warga sipil dan infrastruktur penting, dan memberlakukan kembali gencatan senjata.