RN – Tak pernah juara selama hampir 60 tahun, menjadikan Inggris bukan tim unggulan di Piala Dunia 2026.
Manajer Thomas Tuchel menyatakan Inggris bakal datang sebagai underdogs alias tim yang tak diperhitungkan bila lolos ke putaran final yang digelar di Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko.
Pencapaian Inggris memang cukup mentereng dalam satu dekade terakhir. Di bawah penanganan Gareth Southgate, Inggris mampu menembus semifinal Piala Dunia 2018 sebelum disingkirkan Perancis yang kemudian menjadi juara dunia. Selanjutnya di Piala Dunia 2022, The Three Lions hanya mampu menembus perempat final.
BERITA TERKAIT :Eks Kapten Liverpool Sindir Generasi Emas Inggris
Prestasi tidak kalah mengesankan diraih Inggris di Piala Eropa. Pada dua gelaran secara berturut-turut, di Euro 2020 dan 2024, Inggris mampu mencapai final. Namun mereka gagal meraih trofi setelah dikalahkan Italia dan kemudian Spanyol.
Inggris memang selalu apes di turnamen sepak bola paling akbar di dunia maupun Eropa. Mereka hanya sekali menjadi juara di Piala Dunia 1966 yang digelar di negara sendiri. Di Piala Eropa, mereka sama sekali tak pernah mengangkat trofi.
Ini yang menjadikan Tuchel mengakui bila Inggris berstatus underdogs di Piala Dunia 2026. Meski perjalanan di babak kualifikasi berjalan sangat mulus dan peluang lolos ke putaran final sangat terbuka, namun tidak berarti Inggris langsung menempati tim unggulan.
“Kami akan datang sebagai underdogs di Piala Dunia. Apa pasal? Kami tak pernah memenangi trofi apa pun selama beberapa dekade. Sebaliknya, kami akan menghadapi tim-tim yang sudah pernah menjadi juara selama periode itu,” kata Tuchel.
Tuchel pun berharap tim tidak terbebani bila kemudian dilabeli tim favorit juara sekaligus disebut bakal mengakhiri puasa gelar selama 60 tahun.
“Bila Anda tak pernah juara Wimbledon [salah satu turnamen terbesar atau grand slam di cabang tenis yang digelar di Inggris], Anda mungkin hanya disebut sebagai salah satu tim favorit tetapi Anda bukan favorit juara,” ujarnya.
“Di Piala Dunia ada Brasil, Argentina, Spanyol dan Perancis yang pernah juara. Namun bukan berarti kami tak punya peluang. Yang penting dan terutama, kami harus lolos lebih dulu dan kemudian benar-benar tahu mengapa kami bisa sampai ke sana. Kami tentu ingin lolos, tetapi target Anda harus jelas,” sambung mantan manajer Chelsea ini.
Tuchel, lebih lanjut, menuturkan dirinya tengah membangun tim setahap demi setahap. Dia berharap pada akhirnya tim mana pun berharap tidak bertemu Inggris. Artinya, Harry Kane dkk sudah menjelma menjadi tim yang ditakuti.
“Saya tak ingin kami menanggung beban seolah-olah kami merupakan favorit kuat [juara]. Kapan kami memenanginya? Saat ini, kami sedang berusaha membangun tim yang benar-benar siap melangkah setapak demi setapak. Dan pada akhirnya siapa pun sama sekali tak ingin menghadapi kami,” ujarnya.
Inggris melakoni pertandingan uji coba melawan Wales di Wembley, Jumat dini hari WIB. Battle of Britain ini menjadi ajang pemanasan sebelum Inggris bertemu Latvia, di pertandingan Grup K kualifikasi Piala Dunia 2026.
Inggris yang saat ini bertengger di puncak klasemen, tidak diperkuat Jude Bellingham dan Phil Foden di dua pertandingan tersebut. “Kami tak mengumpulkan pemain bertalenta, tetapi kami membangun sebuah tim,” kata Tuchel, saat menyebut alasan mencoret Bellingham dan Foden yang baru pulih dari cedera.
“Kami membangun tim yang punya harapan memenangkan trofi. Hal yang belum bisa dilakukan siapa pun. Kami tentu ingin membawa pemain terbaik demi membentuk tim terbaik. Tetapi kadang, Anda tak perlu mengumpulkan pemain bertalenta dan saya berharap keputusan ini tidak salah,” jelasnya.
