Rabu,  19 November 2025

Perselisihan Mbappe Vs PSG Memanas

ERY
Perselisihan Mbappe Vs PSG Memanas
Kylian Mbappe - Net

RN – Perselisihan hukum antara Paris Saint-Germain (PS) dan Kylian Mbappe memanas pada Senin, 17 November 2025, waktu setempat, dengan kedua belah pihak mengajukan tuntutan finansial yang sangat besar.

Striker Timnas Prancis ini dan mantan klubnya berselisih mengenai dugaan gaji yang belum dibayarkan. Sengketa finansial tersebut telah diperiksa oleh pengadilan industrial setempat.

Mbappe, yang tidak menghadiri sidang, sebelumnya mengklaim bahwa ia berutang 55 juta Euro (sekitar Rp1 triliun) kepada sang juara Liga Champions musim lalu itu.

BERITA TERKAIT :
Wow, Mbappe Sudah Torehkan 400 Gol

Ia kini menuntut lebih dari 260 juta Euro (sekitar Rp5 triliun) dari klub, dengan alasan bahwa PSG berutang kepadanya karena kontrak jangka tetapnya harus direklasifikasi menjadi kontrak permanen.

Reklasifikasi semacam itu akan memicu kompensasi atas pemecatan yang tidak adil, gaji yang belum dibayarkan, bonus, dan pesangon. Ia juga menuntut ganti rugi atas pelecehan moral, pekerjaan yang tidak dilaporkan, serta pelanggaran kewajiban PSG atas itikad baik dan keselamatannya.

"Kylian Mbappe tidak menuntut apa pun di luar ketentuan hukum. Dia hanya menuntut penegakan hak-hak hukumnya, sebagaimana yang akan dilakukan oleh karyawan mana pun," ujar penasihat sang pemain dalam sebuah pernyataan dilansir ESPN.

Sementara itu, PSG menuntut total 440 juta Euro (sekitar Rp8,5 triliun) dari sang striker, termasuk 180 juta Euro (berkisar Rp3,4 triliun) atas hilangnya kesempatan untuk menyelesaikan transfernya sejak ia pergi sebagai agen bebas setelah menolak tawaran 300 juta Euro (sekitar Rp5,8 triliun) dari klub Arab Saudi, Al Hilal, pada Juli 2023.

PSG mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka juga menuntut kompensasi atas pelanggaran itikad baik dalam negosiasi dan pelaksanaan kontrak, serta kerusakan reputasi dan citra. Keputusan pengadilan diperkirakan akan keluar bulan depan.

PSG berargumen bahwa ketika Mbappe menepi sebelum musim 2023/2024, menyusul keputusannya untuk tidak memperpanjang kontrak, erdapat kesepakatan lisan yang menyatakan bahwa ia memilih untuk melepaskan bonus agar dapat kembali ke tim.

"Di hadapan pengadilan, klub telah mengajukan bukti yang menunjukkan bahwa pemain tersebut bertindak tidak loyal dengan menyembunyikan keputusannya untuk tidak memperpanjang kontrak selama hampir 11 bulan, antara Juli 2022 dan Juni 2023, sehingga menghilangkan kemungkinan klub untuk mengatur transfer."

"Pemain tersebut kemudian menggugat kesepakatan yang disepakati dengan klub pada Agustus 2023, yang mengatur pengurangan gaji jika ia memutuskan untuk pergi dengan status bebas transfer, demi menjaga stabilitas keuangan klub setelah investasi luar biasa yang telah dilakukan," demikian pernyataan PSG.

Kubu Mbappe menjawab bahwa PSG tidak pernah menunjukkan bukti kesepakatan untuk mengabaikan pembayaran tersebut. Ketika menuduh PSG melakukan pelecehan moral, Mbappe mengecam 'lofting' yang diklaimnya telah dialami di klub tersebut.

Kata 'lofting' digunakan di Prancis, untuk menggambarkan praktik yang melibatkan pengucilan pemain dari skuad utama karena alasan olahraga, administratif, atau disiplin.

Mbappe memang tidak senang dengan perlakuan yang diterimanya oleh klub Ligue 1 tersebut ketika ia dipinggirkan sebelum musim 2023/2024, menyusul keputusannya untuk tidak memperpanjang kontrak klub.