RADAR NONSTOP - Dampak ditutupnya akses jalan menuju Tempat Pembuang Akhir (TPA) sampah milik di Desa Burangkeng, Kecamatan Setu membuat petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar di sejumlah pasar di Kabupaten Bekasi cemas.
"Sejak Senin (4/3), jalan menuju TPA Burangkeng ditutup, sehingga oami kesulitan membuang sampah yang sudah menumpuk di pasar ini," jelas Endang Sukarya, Koordinator Pelaksana (Korlak) UPTD Pasar Induk Cibitung, Rabu (6/3).
Apalagi, kata dia, yang membuat bingung dan cemas, sampah-sampah yang sudah diangkut ke truk sampah mau dibuang kemana?
"Kan enggak mungkin kalau kita turunkan lagi sampahnya ke penampungan sampah di pasar ini," keluhnya.
Saat ini, menurut dia, sampah yang menumpuk di Pasar Induk Cibitung sudah mencapai 360 ton.
"Kalau dihitung rata-rata 90 ton perhari dan dikalikan 4 hari, sehingga mencapai 360 ton. Ini baru empat hari. Bagaimana kalau sampai berming-minggu. Ini yang membuat kita cemas, Bang," tandasnya.
Hal itu, sambungnya, akan berakibat akan kecemasan para pedagang lantaran menumpuknya sampah di areal penampungan di pasar milik Pemkab Bekasi tersebut.
"Dikhawatirkan para pedagang akan komplain lantaran sampah tidak terangkut," pungkasnya.
Senada dikatakan Hendra Sudarman, Kepala UPTD Pasar Cikarang. Menurutnya, bukan saja Pasar Cikarang yang terjadi penumpukan sampah, namun diperkirakan terjadi di 12 pasar di Kabupaten Bekasi.
"Kemungkinan semua pasar milik Pemkab Bekasi mengalami hal yang sama. Terjadi penumpukan sampah," tandasnya.