RADAR NONSTOP - Wakil Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Muddai Madang harus gigit jari. Dia terdepak dari bursa pencalonan Ketua Umum (Ketum) KONI Pusat.
Muddai dituduh tidak memenuhi persyaratan oleh Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP). Apesnya, pendukung Muddai yang hendak mencari dukungan ke Kemenpora malah getir.
Seskemenpora Gatot S Dewa Broto mengaku, kalau pemerintah dalam pendiriannya yaitu berada di tempat netral. Apakah Muddai akan tamat atau tetap melawan?
BERITA TERKAIT :Munas Sepak Takraw Harus Fair, Menpora Dan KONI Diminta Turun Tangan
Marciano Ketum KONI, Geng Muddai Pukul Angin?
Tercoretnya Muddai membuat mantan Ketua Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Letjen TNI (Purn) Marciano Norman di atas angin. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini dipastikan akan aklamasi.
Ketua Tim Penjaring dan Penyaring Amir Karyatin mengatakan hanya satu kandidat yang memenuhi syarat pencalonan Ketua KONI Pusat periode 2019-2023. "Yang lolos Pak Marciano," ucap Amir.
Menurut Amir, Marciano sudah memenuhi batas minimal dukungan yang diberikan oleh KONI daerah dan pengurus cabang olahraga (Cabor). "Dukungannya sudah di atas (10 KONI daerah dan 21 Cabor)," tuturnya.
Sementara Muddai, Amir menyebut, tersandung dukungan dari KONI daerah. Ia menyatakan Muddai tak bisa melewati batas minimal, yakni 10 dukungan dari KONI daerah. "Kurang dari 10 suaranya dan itu tidak bisa," ucapnya.
Jika tak ada hambatan, maka Marciano akan ditetapkan sebagai Ketum KONI Pusat di Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) akan digelar pada 3 Juli 2019 menggantikan Tono Suratman.
Pendukung Muddai yang diwakili Ketua Harian Pengurus Besar Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PB Porserosi), Ganjar Razuni di Jakarta, Kamis (27/6) mengaku menolak keputusan tersebut.
Ganjar menjelaskan semestinya tidak ada klasifikasi syarat minimal 10 KONI daerah dan 21 cabang olahraga untuk mendaftar sebagai bakal calon ketua umum KONI Pusat. Hal itu juga sudah diputuskan pada Rapat Anggota Tahunan (RAT), yang disebut tidak ada klasifikasi jumlah dukungan.
"Cabor dan KONI Provinsi itu statusnya sama, kedudukannya sama sebagai anggota KONI Pusat. Dukungan tertulis kepada Muddai ada 40 anggota. Lantas apakah yang 40 ini diabaikan begitu saja?" tanya Ganjar.
Sementara itu, Sekretaris Umum KONI Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Tony F Kullit menambahkan, Musornaslub sebagai forum tertinggi KONI Pusat harus menjunjung tinggi sportivitas. Kebetulan saat ini ada dua calon, jadi harus diberi kesempatan untuk bertarung di Musornaslub.