RADAR NONSTOP - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, temui pejabat Markas Besar Polri, Senin (8/7/2019).
Amnesty menanyakan perihal dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota Kepolisian RI selama peristiwa tersebut.
"Dan juga berkaitan dengan kekerasan, penyiksaan dan perlakuan buruk lain yang dilakukan oleh anggota kepolisian di dalam peristiwa tersebut," ujar Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/7/2019).
BERITA TERKAIT :Panggil Bos Lippo Group James Riady & Konsumen Meikarta, Semoga Ara Gak Cuma Wacana?
Teun Koopmeiners di-PHP Si Nyonya Tua
Tim Amnesty juga bertemu dengan Komnas HAM dan Ombudsman RI terkait penyelidikan kerusuhan 21-22 Mei ini.
Usman mengatakan bahwa tim yang bertemu dengan Komnas HAM membicarakan investigasi dari segi dugaan pelanggaran HAM.
Sementara itu, tim Amnesty berencana menyerahkan sejumlah dokumen kepada Ombudsman.
"Tim yang kedua menemui Bareskrim dalam hal ini kami, yang ketiga Ombudsman Republik Indonesia. Tim ini berencana menyerahkan beberapa berkas sesuai dengan permintan Ombudsman. Tiga pertemuan ini bagian dari pertemuan yang kami harapkan bisa mendorong semacam kejelasan," ujar dia.
Berdasarkan perkembangan terakhir investigasi Polri, ada 9 korban tewas dalam kerusuhan 21-22 Mei. Mereka ditemukan di tiga lokasi berbeda.
Lima korban tewas ditemukan di Petamburan, Jakarta Barat, yakni Bachtiar Alamsyah, Abdul Azis, M Rehan Fajari, Widianto Rizki Ramadhan, dan Farhan Syafero.
Korban lain meliputi Adam Noorian dan Sandro yang tewas di Jatibaru, Jakarta Pusat, dan Harun Al Rasyid yang ditemukan di daerah Slipi, Jakarta Barat.
Sementara itu, untuk korban Muhammad Reza, polisi belum mengetahui lokasi tewasnya.
Salah satu korban bernama Harun Al Rasyid ditembak oleh penembak misterius dari jarak 11 meter. Berdasarkan hasil uji balistik dikombinasikan dengan keterangan saksi mata, penembak diduga memegang senjata api menggunakan tangan kiri di bawah dada mengarah ke samping.
Pelurunya pun mengenai lengan kiri Harun hingga tembus ke rongga dadanya. Dari hasil pemeriksaan balistik, di tubuh Harun ditemukan proyektil 9x17 milimeter.
Hal serupa juga menimpa korban Abdul Aziz yang ditemukan 100 meter dari Asrama Brimob di Petamburan, Jakarta Barat.
Aziz diduga ditembak dari jarak 30 meter dari arah belakang. Luka tembak ditemukan di punggung sebelah kiri tubuh Aziz. Sementara itu, proyektil pada tubuh Aziz berukuran 5,56 milimeter