RADAR NONSTOP - Kursi Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 masih misterius. Prasetyo Edi Marsudi disebut-sebut sebagai calon kuat.
Tapi, Pras sapaan akrab Bendahara DPD PDIP DKI Jakarta itu tak mau mendahului keputusan DPP. Pras selalu mengelak jika ditanya apakah dia kembali menjadi ketua dewan.
Sumber di PDIP hingga kini masih ada tarik menarik antara posisi ketua dewan. Pras disebut-sebut sudah melobi kiri kanan agar kursinya tak tergeser.
BERITA TERKAIT :Zita Jabat Wakil Menteri Pariwisata, Didongkrak Ayah Usai Gagal Jadi Cagub Dan Pimpinan DPRD DKI?
Usai Viral Pamer Starbucks Di Mekkah, Zita Gandeng Bapaknya Bagi-Bagi Kopi Di CFD HI
Posisi Pras memang rawan. Sebab berdasarkan tradisi di PDIP, pimpinan dewan selalu dihuni pengurus yang lebih tinggi. Misalnya jika ketua bukan anggota DPRD maka posisi pimpinan dewan jatuh pada sekretaris.
"Nah Pras kini kalah dengan Gembong Warsono. Karena Pras hanya bendahara dan Gembong adalah sekretaris," aku sumber yang namanya enggan disebutkan.
Kata dia, ada istilah KSB di PDIP yakni ketua, sekretaris dan bendahara. "Tinggal urut kacang aja. Saat Pras jadi ketua DPRD posisi dia adalah sekretaris tapi kini dia bendahara. Tapi inikan ibukota pasti penugasan ada di DPP," akunya.
Jika bicara DPP, Pras pastinya lebih gesit ketimbang Gembong. Karena secara jaringan dan komunikaso ke DPP, Pras lebih unggul ketimbang Gembong. "Ada tiga nama yang diajukan buat ketua dewan," tambahnya.
Tiga nama itu adalah, Pras, Gembong dan mantan Ketua Komisi A DPRD Ida Mahmudah.
Wakil Ketua DPD PDIP Jhony Simanjuntak membenarkan ada tiga nama yang sudah disetor ke DPP. Tiga nama itu menunggu keputusan siapa yang ditugaskan apakah Pras, Gembong atau Ida.