Minggu,  22 December 2024

Megawati Antara Pancasila, NKRI dan Niat Damaikan Korut dan Korsel

NS/RN
Megawati Antara Pancasila, NKRI dan Niat Damaikan Korut dan Korsel

RADAR NONSTOP - Komitmen Megawati untuk perdamaian jangan diragukan lagi. Putri Bung Karno ini memang dikenal sebagai ketua umum parpol yang konsen dalam memperjuangkan perdamaian dan rasa Bhineka Tinggal Ika. 

Sejak kecil, Mega sudah diajarkan oleh ayahnya agar selalu menghormati, konsisten dan menjaga perdamaian dunia. Darah sebagai pemimpin besar mengalir pada diri Mega. 

Mega tak pernah pandang bulu siapapun dia dari agama apapun jika tertindas pasti dibela. Mega bukan hanya seorang politisi, dia juga menjadi ibu kandung norma dan rasa kebangsaan negeri ini. 

BERITA TERKAIT :
Hidup Mati Kader Banteng Untuk Megawati
Megawati Mau Pensiun Tapi Malah Digoyang, PDIP Diawut-Awut

Walau sering dicap oleh lawan politiknya sebagai orang yang ambisius jabatan tapi hingga saat ini belum terbukti. Mega selalu santai walau dihajar dan dibully. 

Cacian dan bully tentunya hal biasa buat Mega. Sebab sejak kecil hingga remaja, dia sering ditekan. Di era Orde Baru, Mega bukan hanya dibully dan dicaci, tapi seluruh akses dan geraknya dipantau. 

Tapi Mega selalu siap dan pantang mundur. Mega dulu dengan sekarang tentu berbeda, walau terlihat sudah sepuh tapi daya dobrak dan komitmennya masih seperti dulu. 

Kini Mega akan mendorong Korea Selatan dan Korea Utara segera bersatu. Mega akan menawarkan konsep Pancasila kepada kedua negara sebagai jalan mewujudkan perdamaian.

Megawati menyampaikan hal tersebut kepada wartawan di Lotte Hotel, Seoul, Korea Selatan, Rabu (28/8/2019). Dia akan menjadi pembicara kunci pada forum DMZ International Forum on the Peace Economy di lokasi yang sama pada Kamis (29/8).

"Saya kira dengan cara seperti ini (menjadi pembicara di DMZ Forum, red), menurut saya sangat positif sekali. Supaya isu untuk terjadinya persatuan, bersatunya Korea kan selalu ada. Karena menurut saya, sudah merupakan sebuah kebutuhan bagi Korsel dan Korut sendiri," kata Megawati.

Forum Internasional DMZ untuk Ekonomi Damai itu diselenggarakan oleh The Korean Institute for International Economy Policy (KIEP) dan National Research Council for Economics, Humanities, and Social Sciences (NRC). Tema forum adalah 'ekonomi damai dan kesejahteraan di Semenanjung Korea dan sekitarnya'.

Politik Bukan Bertarung 

Mega bukan politisi kebanyakan. Dia tercatat terus dipercaya kader Banteng untuk memimpin PDIP hingga saat ini. 

Saat Kongres ke V di Bali, Mega didaulat sebagai formatur tunggal. Para kader paham, hanya Mega yang bisa menyatukan. 

Semua sepakat saat Mega mengumumkan susunan DPP kepeserta Kongres. Dalam berbagai kesempatan, Mega selalu mengingatkan para kadernya kalau politik itu bukan pertarungan. 

Tapi politik adalah bagaimana bisa membangun bangsa ini bersama-sama. Mega memang sudah teruji, dia mampu mengambil jalan oposisi saat SBY jadi Presiden dua periode. 

Tawaran jabatan hingga kekuasaan ditolak oleh Mega. Dalam demokrasi, oposisi memang penting untuk mengawasi kinerja pemerintah. 

Dua periode jadi oposisi bukanlah hal mudah. Tercatat pasca reformasi, hanya PDIP yang punya komitmen menjadi oposisi. 

Padahal jalur oposisi membuat Mega getir dan pahit. Sebab, kadernya yang menjadi kepala daerah banyak ditangkapi. 

Tapi itulah Mega jika sudah mengerek layar pantang dia turunkan. Sejarah mencatat saat PDI Mega dilarang ikut Pemilu oleh Soeharto. 

Dengan lantang Mega tetap melawan. Dia mengintruksikan kadernya tetap bergerak hingga muncul Mega Bintang. 

Itulah Mega. Gayanya yang santai, pidatonya yang cair dan menggunakan bahasa sederhana menjadi kelebihan tersendiri dari politisi kebanyakan. 

Biarkan Mega menjadi dirinya sendiri dan tetap natural tanpa paksaan. Karena orang melihat Mega bukan tampilan atau gayanya tapi pikiran dan daya dobraknya untuk bangsa. 

Populerkan Pancasila 

Disaat kaum muda lupa akan persatuan dan jatidiri bangsa, Mega muncul dengan gagasan dan ide yang cemerlang. Dia mengkampanyekan Pancasila tanpa henti. 

Sederhana mungkin, tapi kembali menghidupkan Pancasila adalah bagian dari persatuan bangsa dan negara. Kini Anda bisa lihat banyak anak muda tanpa malu-malu memakai kaos bergambar Pancasila dan NKRI. 

Baik di dalam negeri maupun luar negeri, Mega tanpa henti mempromosikan Pancasila. Disaat para elit bicara kekuasaan dan jabatan, Mega tenggelam dan diam. 

Diam Mega bukan berarti dia alergi dengan Pers. Di karir politiknya, Mega tak pernah mengintimidasi Pers bahkan dia selalu ditemani wartawan saat berkunjung ke daerah-daerah untuk menemui kader Banteng. 

Mega sadar dan paham betul kalau media adalah bagian dari demokrasi juga. 

 

 

 

#Opini   #Megawati   #Pancasila   #