Minggu,  12 May 2024

MRT Dan Ojol Bikin Warga Ogah Kredit Mobil

NS/RN/JPC
MRT Dan Ojol Bikin Warga Ogah Kredit Mobil

RADAR NONSTOP - Transportasi publik dan aplikasi online ternyata membuat warga malas kredit mobil. Sebab, transportasi nyaman dan mudah adalah alasan orang malas beli mobil. 

PT Bank Central Asia atau BCA mengaku lesu. Sampai triwulan III 2019, kredit KKB tercatat minus 2,0 persen di angka Rp 47,82 triliun.

Secara tahunan atau year on year (yoy), periode yang sama di tahun sebelumnya kredit KKB tercatat Rp 48,8 triliun. Kredit KKB ini satu-satunya yang tercatat negatif di segmen konsumer pada triwulan III 2019.

BERITA TERKAIT :
Si Merak Bank DKI Wujudkan Kemudahan Transparansi Pembendaharaan Daerah Pemprov DKI
Berikan Contoh ke Masyarakat, Bang Ali Minta ASN di Jakut Beralih Gunakan Transportasi PubliK

“Di kota besar seperti Jakarta, dengan adanya transportasi online kemudian MRT maka mobilisasi orang menjadi mudah. Maka itu kebutuhan mobil lebih dari satu berkurang. Begitu juga yang belum punya mobil, untuk apa punya mobil,” tutur Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja seperti dilansir dari Jawa Pos di Jakarta, Senin (28/10).

KKB roda empat (mobil) sampai triwulan III 2019 tumbuh 0,8 persen (yoy) di angka Rp 45,4 triliun dari Rp 45,13 triliun. Sedangkan roda dua atau motor tercatat minus 36,1 persen di angka Rp 2,34 triliun dari Rp 3,66 triliun (yoy).

“Pada saat booming tambang banyak pekerja yang kredit motor di Sumatera dan Kalimantan, bahkan Jawa karena uang dari sana dikirim ke Jawa, sekarang itu tidak lagi terjadi. Makanya kita hati-hati karena banyak NPL (kredit macet) juga,” ungkap Jahja.

BCA mencatatkan pertumbuhan kredit segmen konsumer secara yoy di level 4,1 persen pada triwulan III 2019 sebesar Rp 156, 29 triliun, naik dibandingkan 2018 di angka 150,11 triliun.

Sementara itu, BCA mencatatkan pertumbuhan kredit KPR tumbuh 6,8 persen (yoy) di angka Rp 92,13 triliun dari Rp 86,72 triliun. Kemudian pertumbuhan kartu kredit 10,4 persen (yoy) di angka Rp 13,41 triliun dari Rp 12,15 triliun. Untuk pekerja 0,4 persen (yoy) pada angka Rp 2,90 triliun dari Rp 2,88 triliun.