RADAR NONSTOP- Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meminta kader kesehatan untuk selalu pro aktif berkunjung kepada masyarakat.
Hal itu lantaran, Pemkot Tangsel tengah disorot soal predikat kota layak anak (KLA) yang dianggap bertolak belakang pasca tewasnya bocah disabilitas Zidni Khairi Alfatir (10).
Seperti informasi, Zidni Khairi Alfatir tewas terbakar dirumah kontrakan Gang Sayur Asem RT 14 RW 04 Kelurahan Setu, pada Minggu (17/11/2019) kemarin.
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
Serigala Roma Dilarang Rekrut Lampard
Wakil Walikota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie menyampaikan, sebetulnya Pemkot melalui Dinas Soasial sudah ambil langkah-langkah untuk penanganan almarhum. Bahkan, kata Benyamin, langkah itu sudah sampai ke pengadilan negeri.
"Pemkot sudah ambil langkah untuk anak tersebut agar diasuh oleh sebuah yayasan yanģ sudah bersedia, melalui pengadilan negeri. Tapi bapaknya tetap ingin mengasuh almarhum tersebut,"terang Benyamin Davnie ketika dikonfirmasi Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group), Rabu (19/11/2019).
Tak hanya itu, Pemkot mengklaim sebelum kebakaran yang menewaskan Zidni Khairi Alfatir, pihaknya melalui Dinsos dan Dinkes selalu berkunjung ke kontrakan untuk memeriksa kondisi almarhum.
"Dinsos dan Dinkes selalu berkunjung dirumah almarhum untuk memeriksa kondisi sebelu peristiwa kebakaran terjadi,"jelas Benyamin Davnie.
Kendati demikian, ketika disinggung soal lemahnya pengawasan terhadap anak, orang nomor dua di Balaikota Tangsel, itu menyebut akan meminta kader kesehatan untuk selalu pro aktif mengunjungi masyarakat.
"Sudah saya mintakan kepada para camat dan lurah serta kader-kader kesehatan dan posyandu untuk proaktif mengùnjungi masyarakat dan memeriksa keadaan dan kesehatan warga. Demikian juga dengan para RT & RW,"tegasnya.