Miris, Atlet Tinju Nasional Penyumbang Medali Emas Berakhir Jadi Jambret
RADAR NONSTOP - Sungguh miris nasib atlet tinju nasional ini. Meski sudah pernah menyumbangkan medali emas, G (41) berakhir di kantor polisi karena menjambret.
Meski demikian, G (inisial atlet tinju nasioanal) masih terhitung beruntung karena tidak kehilangan nyawa saat dihajar massa. Sepeti dilansir dari tagar.id, atlet tinju penyumbang medali emas bagi Sumatera Barat (Sumbar) itu, diselamatkan jajaran Polresta Padang.
Informasinya, eks petinju ini beraksi di kawasan Jalan Siswa, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, pada Sabtu 25 Januari 2020. Warga asal Indarung Padang ini diamankan petugas Satlantas Polresta Padang usai dikepung puluhan massa.
BERITA TERKAIT :Hasil Evaluasi PON Aceh-Sumut, Selancar Ombak DKI: KONI & Cabor Sudah Berjuang
Tri Bayar Tunai Bonus Atlet Kota Bekasi Peraih Medali Di PON Aceh-Sumut
"Ya benar, yang bersangkutan diduga melakukan aksi penjambretan. Sekarang sudah di Polresta Padang," kata Kanit Reserse Kriminal Polsek Padang Utara, Ipda Syafwal, Minggu 26 Januari 2020.
Menurut Syawal, mahasiswi yang menjadi korban penjabretan ini berinisial ZMH, 19 tahun. Aksi tersebut terjadi saat ZMH sedang berfoto-foto di depan kos-kosannya. Ketika sedang asik berfoto itulah pelaku G merampas gadget dari tangan ZMH.
"Korban sempat berteriak maling dan mengundang perhatian warga yang kemudian datang beramai-ramai. Pelaku ditangkap warga sebelum akhirnya diamankan petugas," katanya.
Dari tangan G, polisi menyita sejumlah barang bukti (BB) berupa satu unit gadget merek Oppo A71 warna putih, sebilah celurit dan satu unit sepeda motor merek Yamaha Mio BA 6494 QN yang digunakan pelaku saat beraksi.
Hingga kini, polisi masih melakukan pengembangan terhadap kasus yang menjerat mantan atlet tinju berprestasi itu. Apalagi, dia diketahui residivis berbagai aksi kejahatan yang ditangani Polresta Padang.
Beredarnya pemberitaan soal mantan atlet tinju nasional penyumbang mendali emas ini mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.
Akan tetapi, dari banyaknya tanggapan tersebut, umumnya warganet berharap ada pembinaan bagi para atlet senior yang berprestasi. Sehingga nasib mereka setelah ‘pensiun’ tidak berakhir tragis dan miris.