RADAR NONSTOP- Wakil Walikota (Wawali) Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie membiarkan juru pemantau jentik (Jumantik) berjalan dengan sendirinya.
Relawan anggota masyarakat pemantau keberadaan jentik nyamuk Aedes Aegypti itu bahkan dibiarkan berjalan tanpa anggaran dari APBD, Rabu (19/2/2020).
Benyamin menegaskan, pihaknya akan memerintahkan grebeg jumantik. Hal itu menyusul adanya beberapa warga Jombang dan Pamulang terserang penyakit chikungunya akhir-akhir ini.
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
Wow, Pemkot Jaksel Anggarkan Rp11 Miliar Buat Beli 50 Unit AC
Menurut Benyamin, lurah dan perangkatnya diwajibkan melakukan kerja bhakti bersama masyarakat serta jumantik untuk membersihkan saluran air di wilayahnya masing-masing selama seminggu sekali.
"Agar tidak timbul kembali penyakit chikungunya lagi, maka saya perintahkan kepada lurah untuk melakukan kerja bakti bersama masyarakat membersihkan saluran air dan juga jumantik di masing-masing RW untuk grebek jumantik namanya. Jumantik ga ada anggarannya, itu swadaya murni masyarakat," terang Benyamin Davnie.
Meski begitu, Benyamin kembali menegaskan soal warga Jombang dan Pamulang terserang penyakit chikungunya.
Menurut Benyamin Davnie, sebanyak 20 warga Jombang dan 60 warga Pamulang kini sudah sembuh dari penyakit chikungunya.
"Chikungunya di Jombang ada 20 warga yang kena, kemudian Pamulang Timur ada 60 warga. Di Jombang, kemarin alhamdulillah semuanya sudah sembuh dan sekarang sedang dalam tahap peningkatan kesehatan agar mereka ga sakit lagi. Sedangkan di Jalan Lamtoro, Pamulang tinggal 15 warga lagi," katanya.
Kendati demikian, orang nomor dua di Pemkot Tangsel itu mengharapkan pasukan relawan masyarakat (Jumantik, red) tersebut dapat bertambah hingga mencapai 700 jumantik.
Hal tersebut diharapkan agar setiap RW yang ada di Tangsel terdapat pasukan relawan masyarakat pemantau jentik nyamuk Aedes Aegypti.