Sabtu,  23 November 2024

Kata Presiden Jokowi

Alat Deteksi Corona Di Bandara Tidak 100 Persen Akurat, Wah, Gimana Dong?

RN/CR
Alat Deteksi Corona Di Bandara Tidak 100 Persen Akurat, Wah, Gimana Dong?
Thermal sanner di bandara -Net

RADAR NONSTOP - Thermal scanner  yang ditaruh di bandara untuk mengecek suhu tubuh sebagai salah satu langkah untuk menangkal masuknya virus corona ternyata tidak 100 persen akurat. Kemungkinan untuk lolos masih cukup tinggi.

Begitu pengakuan Presiden Joko Widodo saat mengungkapkan upaya keras pemerintah menjaga ketat Indonesia tidak dimasuki Covid -19. Walaupun faktanya 2 WNI asal Depok terbukti positif terinfeksi virus corona.

"Kita juga menjaga 135 pintu masuk ke negara kita, baik itu darat, baik itu laut, maupun udara, semuanya dijaga ketat meskipun dalam praktiknya ini tidak mudah. Karena ngecek dengan yang namanya apa, thermal scanner, itu kadang-kadang keakuratannya juga tidak bisa dijamin 100 persen," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2020) lalu.

BERITA TERKAIT :
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor

Di tempat yang sama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan bahwa warga Jepang yang menulari dua WNI, tidak terdeteksi positif virus corona covid-19 saat masuk ke Indonesia melalui pintu masuk bandara. Menurut Terawan, hal itu bisa terjadi jika memang WN Jepang dalam kondisi tidak demam.

"Ya kalau dia pas masuk kebetulan tidak panas, ya dengan ilmu apapun tidak bisa (terdeteksi)," ujar Terawan.

Umumnya pengecekan suhu tubuh dilakukan setelah para penumpang turun dari pesawat. Namun Kementerian Kesehatan melakukan pengecekan di pesawat sebelum para penumpang turun untuk mencegah penyebaran virus corona.

Ada dua jenis jenis thermal scanner yang digunakan, yakni thermal gun (thermal yang dapat dipegang dengan tangan. Alat ini digunakan untuk mendeteksi tubuh subuh sebelum turun dari pesawat.

Meski demikian, pemindaian ini memang hanya berupa langkah pencegahan semata. Tidak 100 persen efektif mendeteksi penderita virus corona di Indonesia.