RADAR NONSTOP- Merebaknya virus Korona yang belakangan menimbulkan kepanikan justru membuat pedagang empon-empon (tanaman obat) kebanjiran order untuk menangkal virus Korona.
Desa Nguter sendiri sejak lama dikenal sebagai sentra industri jamu tradisional dan juga pasar jamu besar di kawasan Sukoharjo. Bahkan Puan Maharani yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) meresmikan kafe yang menjual minuman jamu tradisional, yang diklaim sebagai satu-satunya di Indonesia.
Saat informasi berkembang bahwa virus Korona bisa ditangkal dengan tanaman herbal (empon-empon) seperti Jahe, Temulawak dan Kunyit, membuat harga dipasaran menjadi melonjak. Padahal belum dipastikan juga apakah dengan mengkonsumsi jamu herbal itu bisa bebas dari virus Korona. Namun diketahui jenis tanaman obat tersebut memang memiliki manfaat untuk imunitas tubuh.
BERITA TERKAIT :Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Hipertensi Pembunuh Diam-Diam, Ini Makanan Penghadang Darah Tinggi
"Seperti biasa jika permintaan mulai banyak, pasti harganya juga naik," jelas Ruwi, salah satu pedagang jamu di pasar Nguter Sukoharjo, Rabu (4/3/2020).
Kenaikan harga bahan jamu herbal ini sudah mulai mengalami kenaikan kekal dua pekan kemarin. Kenaikan dimungkinkan karena permintaan banyak namun persediaan barangnya sedikit tidak sebanding dengan permintaan .
Jika perkilo Jahe sebelumnya dibandrol dengan harganya berkisar Rp 20 ribu/kg, tapi kini melonjak Rp 40 ribu/kg, untuk jahe merah dari harga Rp 40 ribu/kg menjadi Rp 60 ribu/kg. Temulawak dari kisaran Rp 5 ribu- Rp8 ribu menjadi Rp 10 ribu/kg.
"Semua produk untuk jamu naik. Khususnya temulawak, jahe merah dan kencur naiknya bisa dua kali lipat," pungkasnya.