Jumat,  22 November 2024

Viral Di Media Sosial

Serba Sulit... Keluar Rawan Corona Tapi Di Rumah Bisa Kelaparan?

NS/RN/iNews
Serba Sulit... Keluar Rawan Corona Tapi Di Rumah Bisa Kelaparan?
Meme yang beredar di media sosial dan viral.

RADAR NONSTOP - Rakyat saat ini dalam pilihan sulit. Saat pandemi Corona, warga pilihan ada dua. 

Keluar rumah terancam terjangkit Corona tapi jika tetap di rumah bisa kelaparan karena tak ada duit. Di Serang, Banten, seorang ibu rumah tangga meninggal dunia diduga karena kelaparan. 

Korban bersama keluarga menahan lapar selama dua hari hanya dengan meminum air minum galon.

BERITA TERKAIT :
Pilkada Banten Dirusak Dengan Politisasi Hukum, Aktivis 98: Kita Tau Siapa Pemainnya
Visi Misi Airin Lebih Klop Ke Prabowo, Sony Asal Jeplak Dan Gak Paham Banten?

Korban yakni Yuli, warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, sebelumnya sempat ramai diberitkan karena menahan lapar selama dua hari dengan cara meminum air dari galon. Ibu empat anak ini meninggal dunia pada Senin (20/4/2020) pukul 15.30 WIB.

Suami Yuli, Kolid mengatakan, almarhum istrinya diduga terlalu banyak pikiran. Dia sempat pingsan sebelum dibawa ke puskesmas, padahal selama ini tidak ada keluhan apa-apa dari korban.

"Pagi mah sehat, segar. Tidak ada keluhan. Kalau kata dokter karena banyak pikiran," kata Kolid di Kota Serang, Banten dikutip dari iNews, Selasa (21/4/2020).

Yuli bersama suami dan keempat orang anaknya diduga menahan lapar di tengah pandemi Covid-19. Mereka sekeluarga hanya meminum air galon isi ulang dan singkong yang belum matang untuk mengisi perut yang kosong.

Yuli dan suami sempat memohon bantuan kepada pihak RT. Namun pengurus mengatakan, belum ada bantuan sembako dari pemerintah yang tiba di Kota Serang, sehingga dia sekeluarga harus rela menahan lapar.

Selama masa sulit ini, Kolid yang sehari-hari berprofesi sebagai pencari barang rongsok mengaku, terkena dampak pandemi virus corona. Uang yang didapat hanya Rp25-30 ribu untuk kebutuhan hidup satu pekan bersama enam orang anggota keluarga.

Sebelum ada virus corona, kehidupan Yuli terbantu oleh anak sulung yang telah bekerja. Saat ini, harapan itu musnah lantaran anaknya sudah tidak bekerja karena di rumahkan pihak perusahaan.