RADAR NONSTOP - Corona memang tidak pandang bulu. Bukan hanya UMKM tapi perusahaan besar juga terdampak virus mematikan dari Wuhan, China itu.
Dilansir Reuters, Honda melaporkan laba operasinya yang anjlok di tahun fiskal 2019/2020 yang berakhir pada Maret 2020 lalu. Dilaporkan, laba Honda turun 13%.
Laba operasional Honda turun 13% menjadi 634 miliar yen. Hal itu jauh dari perkiraan 669 miliar yen yang diprediksi oleh 19 analis. Laba operasi Honda tersebut merupakan yang terendah dalam 4 tahun.
BERITA TERKAIT :Honda Scoopy Diburu, Bikers: Nyentrik Dan Slow
Usut Skandal Uji Sertifikasi Layak Kendaraan, Honda 'Digeledah' Pemerintah Jepang
Dalam laporan hasil keuangan pekan lalu, Honda mencatat kerugian sebesar 5,2 miliar yen atau sekitar Rp 717,6 miliar pada tiga bulan pertama 2020. Ini menjadi kerugian pertama yang dihitung secara kuartal dalam empat tahun. Penyebabnya adalah penjualan mobil yang turun 28%.
Honda menyebut, pandemi COVID-19 telah memangkas laba operasional sebesar 130 miliar yen. Pabrikan mobil asal Jepang itu belum mau merilis prospek pendapatan untuk tahun fiskal 2020/2021.
"Sulit untuk secara wajar menghitung dampak COVID-19. Kami akan merilis perkiraan kapan pun kami bisa," kata Wakil Presiden Eksekutif Honda, Seiji Kuraishi.
Seperti produsen mobil global lainnya, Honda secara bertahap melanjutkan operasi pabrik kendaraan. Tapi, hal itu terhambat oleh permintaan mobil baru dari konsumen yang melemah. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan kekhawatiran tentang penurunan ekonomi global yang membebani pengeluaran konsumen menjadi pemicunya.
Sebelumnya, Toyota memprediksi laba operasi tahun fiskal April 2020-Maret 2021 hanya sebesar 500 miliar yen. Perkiraan itu turun 80% dari laba tahun fiskal 2019/2020 yang mencapai 2,44 triliun yen. Prediksi tersebut juga akan menjadi laba terlemah sejak tahun fiskal 2011/2012.
Toyota memperkirakan, penjualan mobil globalnya hanya mencapai 8,9 juta unit. Angka itu anjlok drastis dari tahun sebelumnya yang mencapai 10,46 juta unit.