RADAR NONTOP - Istilah ‘New Normal’ yang dilontarkan oleh Presiden Jokowi bagi Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari) 98 adalah himbaun persiapan Pilpres 2024.
“New Normal yang dilontarkan Jokowi dan pemerintahannya itu buat kami memiliki makna lain, yakni, kembali beraktivitas normal untuk persiapan Pilpres 2024 mendatang,” ujar Ketua Presidium Jari 98, Willy Prakarsa yang saat sedang memelihara dan merawat jenggotnya.
Willy menegaskan, sejak ada himbauan New Normal, Jari’98 persiapkan diri rapatkan barisan guna konsolidasi untuk pemantapan Pilpres 2024 mendatang.
BERITA TERKAIT :Jagonya Kalah Pilkada, Antok: Elit PDIP Seperti Marhaenis Gadungan Yang Bisa Pecah Belah Bangsa?
Partai Cokelat Penopang Kemenangan Bobby, Jokowi: Laporkan Saja Ke Bawaslu
Sebelumnya, diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kondisi new normal atau tatanan kehidupan baru di tengah pandemi virus corona (Covid -19).
Jokowi menyebut masyarakat akan bisa kembali beraktivitas seperti biasa, namun dengan protokol kesehatan yang ketat.
Jokowi mengatakan pemerintah akan mengatur agar kehidupan kembali berjalan normal, sambil memantau perkembangan penyebaran virus corona. Ia memastikan pemerintah tetap mengutamakan keselamatan masyarakat.
"Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru," kata Jokowi dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (15/5/2020).
Mantan wali kota Solo itu menyatakan masyarakat di Indonesia harus menyesuaikan dan hidup berdampingan dengan Covid-19 ketika mulai beraktivitas kembali.
Menurutnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan bahwa terdapat potensi virus ini tidak akan segera menghilang dan tetap ada di tengah masyarakat.
"Artinya kita harus berdampingan hidup dengan Covid. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid. Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," ujarnya.
Jokowi menegaskan hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan pesimis. Menurutnya, cara ini menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat.
"Berdampingan itu justru kita tidak menyerah, tapi menyesuaikan diri. Kita lawan keberadaan virus Covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat yang harus kita laksanakan," katanya.
Sampai hari ini, jumlah kumulatif kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 16.496 orang. Dari jumlah itu 1.076 meninggal dunia dan 3.803 orang lainnya dinyatakan sembuh.